Dark/Light Mode

Puan: DPR Akan Evaluasi Bansos Corona

Selasa, 23 Juni 2020 21:42 WIB
Ketua DPR Puan Maharani (berkemeja putih) menyaksikan penyerah bantuan tunai di Desa Jayanti, Kecamatan Cikande, Kabupaten Tangerang, Selasa (23/6). (Foto: Dok. DPR)
Ketua DPR Puan Maharani (berkemeja putih) menyaksikan penyerah bantuan tunai di Desa Jayanti, Kecamatan Cikande, Kabupaten Tangerang, Selasa (23/6). (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Puan Maharani menyatakan, DPR dan pemerintah akan bersinergi dalam pengawasan pemberian bantuan sosial tunai bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan Puan ketika menghadiri penyerah bantuan tunai di Desa Jayanti, Kecamatan Cikande, Kabupaten Tangerang, Selasa (23/6).  

“Dalam rangka pengawasan dari DPR atas bantuan sosial tunai yang di berikan pemerintah selama 3 bulan ini. Bagaimana mekanismenya dan siapa saja yang menerima? Apakah penerima itu betul betul merasakan manfaatnya? Dipergunakan untuk apa?”ungkap Puan.

Penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BST) ini dilaksanakan di Kantor Desa Cikande. Hadir dalam acara ini Menko PMK Muhadjir Effendi dan Menteri Sosial Juliari P Batubara. Bansos tunai untuk warga Desa Cikande ini diberikan kepada 1.178 orang. Bantuan sosial yang diberikan berupa bantuan langsung tunai (per KK) sebesar Rp 600.000, yang khususnya berada di Desa Cikande.

Puan menekankan agar bantuan pemerintah itu di berikan kepada masyarakat yang tidak mampu untuk membantu mereka agar bisa tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa pandemi. “Karena memang ini adalah anggaran untuk mengatasi pemulihan dalam proses pandemi Covid-19 sampai nanti bulan Desember. Tiga bulan sudah berjalan, tiga bulan selanjutnya tentu nanti kita evaluasi juga terkait dengan program program bantuan pemerintah ini,” jelasnya.

Baca juga : Komisi X DPR Kritik Kerja Sama Kemendikbud dengan Netflix

Salah satu yang disoroti Ketua DPR adalah mekanisme serta penentuan waktu pemberian bantuan. Ia mencontohkan harusnya ada penentuan tanggal pemberian bantuan di tiap-tiap wilayah. “Ini menjadi salah satu evaluasi yang nanti saya sampaikan kepada  pemerintah. Supaya itu untuk mengurangi penumpukan dan antrian yang tadi katanya bisa sampe  3 jam untuk pencairan bantuan tunainya,”ungkap Puan.

Puan menyoroti masih perlunya sosialisasi lebih gencar. Sebab, selama ini tanggal pembagian bantuan sosial tidak diketahui warga. Hal itu disadari Puan ketika berdialog dengan salah seorang penerima bantuan sosial di desa Cikande. "Terkait tanggal ini penting sekali. Agar mereka itu datang bisa tepat tanggal. Tadi saya bertanya, tanggal berapa biasanya dapat (bansos)? Dia enggak ingat. Artinya tanggalnya itu tidak diputuskan," kata Puan.

Menurut Puan, seharusnya bansos itu bisa ditentukan tanggalnya. Sehingga masyarakat bisa tahu kapan harus datang ke tempat pembagian bansos tepat pada waktunya. Penentuan tanggal juga dapat mengurangi penumpukan orang saat bansos itu dibagikan sehingga potensi penularan virus Corona bisa diminimalisasi.

Masalah lain yang menjadi sorotan adalah persoalan data penerima bantuan. Puan berharap, segera ada perbaikan dan sinkronisasi data. “Kalo masih ada masalah masalah yang kita bisa memahami karena memang pandemi Covid ini bukan hanya melanda Indonesia tapi hampir seluruh dunia mengalami hal seperti ini. Banyak hal yg harus di lakukan secara cepat untuk tetap bisa menjaga kesehatan dan tentu saja memulihkan ekonomi.”

Baca juga : Anggota Komisi VI DPR: Komisaris BUMN Jangan Kebablasan

Evaluasi itu, kata Puan, akan disampaikan kepada pemerintah sehingga program bansos berikutnya dapat diperbaiki. Dia berharap, adanya evaluasi itu akan ditindaklanjuti pemerintah sehingga pembagian bansos di Juli-September 2020 bisa berjalan lebih baik.

Dialog Dengan Warga 
Beberapa persoalan dalam pemberian Bantuan Sosial Tunai diperoleh Puan dalam dialog dengan warga penerima bantuan. Ada tiga warga yang berdialog langsungnya. Salah satunya Yani Saleh. Kepada ibu rumah tangga warga Cikande itu, Puan bertanya pemanfaatan bansos. 

“Untuk beli pulsa atau beli bensin motor?” tanya Puan. “Untuk makan sehari-hari. Karena saya tidak kerja” jawab Yani yang mempunyai 7 anak.

Kepada Puan, ibu-ibu penerima bantuan juga mengeluhkan naiknya harga beberapa kebutuhan pokok seperti telur dan bumbu masak. “Ini jadi catatan saya,” jawab Puan.

Baca juga : Sssst... Jangan Diganggu, DPR dan Pemerintah Lagi Ngomongin Duit

Usai melihat proses pencairan bantuan tunai oleh para petugas Kantor Pos yang melayani warga, Puan mendatangi rumah Muhamad Bisri, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pemberian bantuan. Lelaki paruh baya itu menempati rumah tua berdinding bilik bambu. “Kalau kondisinya seperti ini sudah seharusnya menerima bantuan,” kata Puan.

Setelah menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp 600 ribu, Puan berdialog dengan Bisri dan istirnya. Ia berpesan bantuan tunai digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Jangan buat beli rokok ya,” pesannya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.