Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Soal Eucalyptus Jadi Bahan Dasar Anti Corona
Senayan Hargai Kementan
Selasa, 7 Juli 2020 08:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR Ahmad Ali mengapresiasi peneliti-peneliti Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil menemukan eucalyptus sebagai bahan dasar anti virus corona atau Covid-19. Dia berharap temuan ini bisa menjadi solusi untuk atasi penyebaran virus yang telah menewaskan jutaan orang di dunia ini.
“Pastinya dalam suasana pandemi Covid-19 ini kan semua orang lagi berlomba-lomba, berikhtiar untuk berkontribusi dalam menghentikan penyebaran Covid ini. Nah, Kementan pastinya juga memiliki tanggung jawab melakukan itu. Ada pun riset-riset yang mereka lakukan, tentunya ini adalah temuan yang harus kita apresiasi. Apalagi jika sampai terbukti secara klinik,” kata Ali di Jakarta, kemarin.
Litbang Kementan, kata dia, sebenarnya hanya menyatakan hasil ramuan dari tanaman eucalyptus ini merupakan ramuan mencegah virus corona, bukan obat antivirus corona. Namun demikian, tidak ada salahnya jika temuan Kementan ini terus dikembangkan hingga uji klinis untuk melihat efektivitas mencegah atau membunuh virus corona dengan melibatkan lembaga riset lain yang kompeten.
Baca juga : Dede Yusuf: Pemuda Harus Miliki Skill dan Kuasai Teknologi
“Hari ini muncul perdebatan apakah ini bisa jadi anti virus corona, memang terlalu dini dan saya sepakat untuk itu. Tapi riset Kementan ini harus kita hargai sebagai ikhtiar anak bangsa untuk mencegah meluasnya pandemi. Ini saja produk-produk dari luar belum teruji secara klinik kita gunakan. Tapi sepanjang tidak merusak, kenapa tidak kita manfaatkan. Jadi mari kita sama-sama mendorong Kementan untuk uji klinis sehingga mudah-mudahan bisa menjadi salah satu solusi mencegah penyebaran pandemi ini,” tegasnya.
Politisi Nasdem asal Sulawesi Tengah ini berkeyakinan, riset Kementan ini punya dampak besar bagi kesehatan penggunanya. Toh, kalangan industri sudah mulai tertarik untuk melakukan produksi massal temuan tersebut dalam bentuk roll on, balsem dan kalung kesehatan.
Dia berharap temuan Kementan ini bisa memotivasi lembaga-lembaga riset lain seperti LIPI, Kementerian Kesehatan, akademisi, universitas dan perguruan tinggi untuk melakukan hal yang sama dengan Kementan. Toh, dalam sebuah riset, kontroversi merupakan hal yang wajar. Tapi jangan kemudian kontroversi ini membuat para peneliti malah minder.
Baca juga : Resesi Ekonomi di Depan Mata, Deddy Sitorus: Presiden Harus Cepat dan Tegas
Ali meyakini dengan keanakeragaman hayati yang sangat tinggi yang dimiliki negara ini, salah satu jenis tanaman dan rempah yang tumbuh di Indonesia bisa menjadi obat dari virus yang berawal dari Wuhan, China ini. “Saya yakin keanekaragaman hayati kita yang tinggi ini salah satunya bisa menjadi jawaban untuk menghentikan Covid-19 ini. Tumbuhan apa, dari jenis mana, tentu perlu diuji cobakan. Tapi saya berharap temuan Kementan ini tidak lagi menjadi polemik. Selama lebih banyak manfaatnya, ayo kita hargai. Syukur-syukur orang yang menggunakan ini bisa jauh terinfeksi dari virus corona,” tambah dia.
Sementara, Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai akan menjadi temuan yang luar biasa jika hasil riset Kementan ini bisa menjadi penangkal virus corona. Apalagi banyak negara sampai hari ini masih terus berusaha mempelajari dan mencari vaksin, obat, ataupun antivirus corona.
“Kalau benar, ini bisa menjadi temuan besar. Makanya, sebelum produksi massal, pastikan dan uji kembali. Libatkan sebanyak mungkin para ahli. Terutama mereka yang nyata-nyata masih meragukan,” ujar Saleh.
Baca juga : Gobel Minta Pemerintah Gercep Pulihkan UMKM
Politisi senior PAN ini mengaku, telah mendapatkan fisik dari produk antivirus ini dari seorang teman. Bentuknya roll on dan balesem. Keduanya pun sudah dia coba, modelnya seperti obat gosok. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya