Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Ketua MPR Ajak Generasi Muda Sikapi Era Disrupsi dengan Bijak
Senin, 20 Juli 2020 16:52 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menegaskan, era disrupsi, ketika aktivitas dunia nyata beralih ke dunia maya, tidak hanya menghadirkan modernitas dan kemajuan. Namun, juga menimbulkan tantangan tersendiri. Konsekuensi logis dari lahirnya era disrupsi adalah tuntutan adaptasi melalui literasi teknologi. Karenanya, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan.
"Meski demikian, literasi teknologi bukanlah satu-satunya jawaban. Karena era disrupsi tidak hanya menawarkan kemajuan dan nilai tambah, melainkan juga dampak yang bersifat multidimensional," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR bertema 'Meneguhkan Komitmen Kebangsaan di Era Disrupsi' ke Pelajar Islam Indonesia (PII) secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR, di Jakarta, Senin (20/7).
Baca juga : Pak Kiai Langsung Joss
Mantan Ketua DPR ini menuturkan, di era disrupsi, digitalisasi dalam bidang industri akan mengoreksi peran dan kebutuhan sumberdaya manusia pada berbagai bidang. Teknologi robotik yang bekerja dengan cepat, akurat, efisien, tidak mengenal lelah, akan menggeser peran sumber daya manusia yang dalam beberapa aspek mempunyai kelemahan.
"Sebagai contoh, produk kecerdasan buatan (artificial intelligence) di bidang hukum telah melahirkan teknologi bernama COIN (contract intelligence). Sebuah mesin pintar yang memiliki kemampuan menganalisa perjanjian kredit dalam waktu yang singkat dan dengan tingkat akurasi yang optimal. Ini jauh lebih cepat dari rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang advokat untuk mengerjakan hal yang sama," papar Bamsoet.
Baca juga : Cerita Pemain Muda Persija Jalani Swab Test Saat Pemusatan Latihan
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, disrupsi teknologi juga akan melahirkan kesenjangan dalam hal literasi teknologi. Misalnya dalam dunia pendidikan, untuk menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan zaman, harus dibangun pola dan sistem pendidikan yang dapat menghilangkan kesenjangan teknologi antara kompetensi guru, kebutuhan siswa serta sarana prasarana pendidikan di sekolah.
"Perlu sinergi agar ketiga variabel tersebut tidak terjebak dalam kesenjangan teknologi. Gurunya masih dengan mindset abad 20, siswanya lahir dan hidup di abad 21, dan fasilitasi sekolah masih merujuk abad 19," urai Bamsoet.
Baca juga : DPR Bakal Fasilitasi Petani Tembakau Dialog Cukai Dengan Pemerintah
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, era disrupsi akan membuat kehidupan sosial masyarakat cenderung semakin individualistik. Fakta bahwa kemajuan teknologi menawarkan kemudahan dalam banyak hal, sedikit banyak akan mengevaluasi cara pandang kita sebagai makhluk sosial.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya