Dark/Light Mode

Basarah Di Peringatan Milad HMI

Sejarah Membuktikan, Islam & Nasionalisme Berjalan Beriringan

Minggu, 3 Maret 2019 05:09 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah berpidato di Peringatan Milad ke-72 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh HMI Cabang Malang, di Aula Gedung C Pascasarjana UIN Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, kemarin. 
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah berpidato di Peringatan Milad ke-72 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh HMI Cabang Malang, di Aula Gedung C Pascasarjana UIN Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, kemarin. 

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah memastikan bahwa antara Islam dan nasionalisme tidak bertentangan. Dalam sejarah perjuangan bangsa, Islam dan nasionalisme selalu berjalan beriringan. 

Hal ini disampaikan Basarah saat berpidato di Peringatan Milad ke-72 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) oleh HMI Cabang Malang, di Aula Gedung C Pascasarjana UIN Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, kemarin. Milad tersebut mengangkat tema "Merajut Perbedaan Kokohkan Persatuan dan Memperkuat Empat Pilar Berbangsa Demi Menjaga Keutuhan NKRI".

Kepada segenap kader HMI Cabang Malang, Basarah meminta untuk mewarisi api perjuangan pendiri HMI Prof Lafran Pane. Lafran Pane berjasa dalam meletakkan relasi perjuangan keislaman dan kebangsaan dalam satu tarikan nafas. Relasi itu kemudian menjadi landasan ideologis pembentukan HMI sebagai organisasi gerakan mahasiswa besar di Indonesia.

Baca juga : Rini Soemarno Raih Penghargaan Menteri Peduli Pers

Jasa Lafran Pane ini telah diakui negara. Presiden Jokowi telah memberikan anugerah Pahlawan Nasional kepada Lafran Pane berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017. 

"Sebagai pendiri HMI Prof Lafran Pane telah menekankan pentingnya semangat Islam dan nasionalisme serta keterpaduan antara dakwah Islam dan nasionalisme. Semangat inilah yang harus diwarisi. Bukan hanya oleh kader-kader HMI, tetapi juga oleh seluruh umat Islam Indonesia," ucap legislator asal daerah pemilihan Malang Raya ini. 

Penerima penghargaan KAHMI AWARD  2015 ini memaparkan, komitmen dan konsistensi korps keluarga besar HMI untuk Indonesia sudah sangat jelas. Hal ini terlihat dalam dua tujuan awal berdirinya HMI. Pertama, mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam. 

Baca juga : Kebijakan Bagasi Berbayar Ganggu Sektor Pariwisata

"Inilah bukti nyata. Bukti konkret bahwa antara Islam dan kebangsaan tidak saling menegasikan. Keduanya bisa berjalan beriringan dan berdampingan dengan harmonis," jelas Wasekjen PDIP tersebut. 

Basarah kemudian memaparkan sumbangsih dan perjuangan fisik organisasi mahasiswa yang lahir pada 5 Februari 1947 ini. Di antaranya, HMI ikut berjuang menghadapi Agresi Militer II Belanda pada 1948 dan berjuang menumpas pemberontakan PKI pada 1948 di Madiun. Kemudian, mengirim ratusan kader dan sukarelawan "Dwikora" ke Kalimantan Utara selama setahun atau pada periode 1964-1965. 

Di akhir pidatonya, Ketua Badan Sosialiasi MPR itu berharap ke Pemerintah, baik nasional maupun daerah, untuk terus memberikan dukungan agar kaderisasi dalam tubuh HMI terus berlangsung. HMI bersama organisasi mahasiswa lain seperti GMNI, PMII, GMKI, PMKRI, IMM, dan GM-FKPPI  adalah kawah candradimuka kader-kader pemimpin bangsa. Organisasi-organisasi ini sudah terbukti memberikan kontribusi besar melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa sejak awal Indonesia merdeka sampai sekarang.

Baca juga : Nur Asia Uno Ajak Kaum Emak Perangi Stunting

Kata Basarah, calon-calon pemimpin bangsa memang seharusnya mengalami proses penggemblengan sejak usia muda. Dengan begitu, jiwa kepemimpinannya, integritasnya, dan kapabilitasnya sudah melalui proses pengujian sejak memimpin organisasi gerakan pemuda dan mahasiswa. Pemimpin yang lahir dari proses penggemblengan matang akan lebih baik daripada yang lahir secara instan. Apalagi dengan yang hanya mengandalkan dukungan modal dan popularitas semata, yang dapat direkayasa melalui sistem dan teknologi komunikasi politik yang sudah semakin canggih. 

"HMI, GMNI, PMII, PMKRI, GMKI, IMM, GM-FKPPI, dan ormas-ormas kemahasiswaan lain harus terus kita dukung dan kembangkan keberadaannya. Itu kewajiban kalau kita serius ingin menyiapkan generasi-generasi baru yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan bangsa yang berpeguh teguh pada nilai-nilai keindonesiaan yang kokoh," seru Basarah. Dia kemudian mengajak ke semua elite politik saat ini untuk sungguh-sungguh memikirkan dan mempersiapkan calon-calon pemimpin bangsa berikutnya. Para elite politik jangan cuma sibuk memikirkan keterpilihan dalam setiap Pemilu bagi diri sendiri.

"Masa depan bangsa harus kita wariskan kepada calon-calon pemimpin bangsa yang benar-benar memahami dan menjiwai nilai-nilai hakiki keindonesiaannya. Agar keberlangsungan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat kita lestarikan", pungkas Basarah. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.