Dark/Light Mode

Kala Anggaran Riset Masih Minim

DPR Tetap Dorong BRIN Lahirkan Peneliti Andal

Minggu, 9 Mei 2021 07:23 WIB
Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera (FotoL Net)
Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera (FotoL Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemajuan riset merupakan aspek utama kemandirian bangsa. Indonesia bisa tampil sebagai bangsa yang kuat jika ditopang oleh inovasi dan riset-riset berdaya saing tinggi.

Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan, riset merupakan sesuatu yang all out, diperlukan pemimpin yang memiliki kompetensi, integritas dan kualitas.

“Ini yang harus diresapi untuk menata kembali aspek riset guna menghadirkan berbagai inovasi. Perbanyak peneliti mumpuni,” kata Mardani.

Dia meminta Badan Riset Nasional (BRIN) yang kini secara nomenklatur terpisah dari kementerian, hendaknya mampu menghadirkan peneliti-peneliti yang andal. Secara fundamental harus ada pirinsip bersama, bahwa bangsa ini hanya akan maju apabila pengetahuan menjadi modal utamanya.

Baca juga : Inggris Terus Dorong ASEAN Mau Jadi Mitra Dialog

Satu hal yang mesti diingat, selama kultur riset ini tidak dimasukkan pada kurikulum dasar, maka BRIN berpotensi gagal.

“Inovasi artinya ide, maka pastikan dulu kurikulum pendidikan negara kita memang tumbuh untuk menghasilkan peneliti-peneliti yang mumpuni,” jelas dia.

Sayangnya, Mardani melihat postur dan kebijakan yang diambil justru kurang mendorong riset dan inovasi sebagai modal utama membangun bangsa.

Dia lalu membandingkan kebijakan riset di negara-negara tetangga yang mana lebih mendorong kontribusi swasta lebih besar.

Baca juga : Malam Ini Polda Metro Jaya Berlakukan Penyekatan

“Indonesia lebih dari 11 tahun budget risetnya masih sangat kecil, sekitar 0,82 persen dan itu tidak bergerak rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara di China sudah 2,2 persen bahkan Amerika dan Jepang hampir 4 persen,” tegasnya.

Lebih lanjut, politisi senior PKS ini mengingatkan, membuat sebuah riset haruslah tuntas. Hanya saja kekeliruan yang terbangun selama ini lantaran orientasi kita terhadap riset hanya untuk membuat sebuah kebijakan.

Padahal, riset itu berkontribusi kepada tiga hal. Yakni, secara akademis, sektor bisnis, dalam arti inovasi. Yang ketiga berkontribusi kepada kebijakan.

“Sebuah negara yang maju bukan kapitalnya yang banyak, tapi knowledge-nya yang diperbanyak. Karena mereka meyakini pada saat knowledge ini terakumulasi dengan baik, maka investasi akan datang. Jadi bukan investasi dulu baru knowledge yang datang,” jelasnya.

Baca juga : DPD Ingin Pemerintah Dan Buruh Selesaikan Perbedaan Persepsi

Nah, pekerjaan besar pemerintah, sambung Mardani, adalah mendesain riset itu sendiri. Artinya, riset inovasi dan teknologi itu merupakan sesuatu yang jangka panjang. Tidak bisa disamakan seperti dagang. Termasuk tujuan dan target riset bagi bangsa juga harus jelas. Karena itu, sangat penting negara ini setiap tahunnya memiliki target yang jelas terhadap pembangunan riset.

Menurutnya, tidak ada sebuah negara yang besar, bisa maju ekonominya, bisa maju industrinya, bisa sejahtera masyarakatnya tanpa adanya riset.

“Hal utama ketika riset merupakan bagian dari sebuah proses pembangunan, bukan dikesampingkan paling akhir,” paparnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.