Dark/Light Mode

Ekonomi Indonesia Baik, Check and Balances Dijalankan

Ketua DPR: Tidak Perlu Ada People Power

Senin, 13 Mei 2019 23:01 WIB
Presiden Jokowi bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo dalam buka puasa bersama, di Rumah Dinas Ketua DPR, Jakarta, Senin (13/5). (Foto: Istimewa)
Presiden Jokowi bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo dalam buka puasa bersama, di Rumah Dinas Ketua DPR, Jakarta, Senin (13/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi di bulan Ramadan ini. Dia menegaskan, menjalankan ibadah Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Tapi, harus ditunjukkan dengan keharmonisan menjaga kehidupan sosial berbangsa. Sehingga tidak hanya menjalin hubungan baik dengan Allah, melainkan juga menjaga hubungan baik dengan manusia.

“Mengingat pada 22 Mei 2019 KPU akan menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019, tidak menutup adanya kemungkinan provokasi dari segelintir orang yang menginginkan terjadinya gejolak di masyarakat. Tapi, Ramadan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan menahan ego pribadi,” ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menjadi tuan rumah buka puasa bersama, di Rumah Dinas Ketua DPR, Jakarta, Senin (13/5).

Baca juga : TKN: Ekonomi Indonesia Moncer Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Buka puasa ini dihadiri Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Banyak tokoh nasional juga hadir. Antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta, Ketua MA Hatta Ali, Ketua MK Anwar Usman, Wakil Ketua BPK Bahrul Akbar, Wakil Ketua DPR Utut Hardianto. Hadir pula sejumlah ketua umum dan sekjen partai politik. Antara lain Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, Ketua Umum PKPI Diaz Hendro Priyono, Sekjen Demokrat Hinca Panjahitan, Sekjen PPP Hasrul Sani. Wakil Ketua KPK Laode Syarif juga ikut hadir.

Bamsoet menegaskan, tidak perlu ada people power dalam menyikapi hasil Pemilu 2019. Karena seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu sudah dilakukan dengan sebaik mungkin. Jika pun ada kekurangan atau kesalahan di beberapa hal, bisa diselesaikan sesuai mekanisme hukum yang berlaku. Bukan dengan cara represif mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Baca juga : Ketua DPR Diminta Mediasi Pertemuan MK, MA & KPU

“People power biasa dilakukan jika sebuah bangsa menghadapi krisis ekonomi berkepanjangan ataupun kepemimpinan otoriter yang dijalankan tanpa proses mekanisme check and balances. Indonesia tidak mengalami hal itu. Ekonomi kita baik, check and balances dijalankan antara pemerintah sebagai eksekutif maupun DPR sebagai legislatif. Ada juga MPR dan DPD maupun media massa dan organisasi kemasyarakatan yang turut mengawasi jalannya roda pemerintahan,” tutur Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini justru memandang perlunya bangsa Indonesia bersyukur lantaran di Ramadan kali ini berhasil menyelesaikan berbagai tahapan Pemilu 2019 yang dikenal dengan Pemilu terumit di dunia. Untuk itu, di bulan yang suci ini sudah saatnya semua pihak kembali bersatu sebagai sebuah bangsa dengan melakukan rekonsiliasi dan menjalin tali silaturahim dengan semua komponen bangsa.

Baca juga : Nasdem: Copot Kalapas Kota Samarinda

“Bagi yang menang Pemilu jangan jumawa. Bagi yang kalah harus berlapang dada. Hasil Pemilu bukanlah kiamat yang menandakan berakhirnya kehidupan. Karenanya tidak perlu berlebihan menyikapinya. Masih ada kesempatan di waktu yang akan datang untuk maju kembali dalam pemilihan, tanpa perlu mengorbankan persaudaraan di bulan Ramadan,” pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.