Dark/Light Mode

Soroti Postur Belanja KKP Tahun 2022

DPR Heran Anggaran Buat Nelayan Kok Cuma Secuil

Minggu, 26 September 2021 07:20 WIB
Anggota Komisi IV DPR Suhardi. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi IV DPR Suhardi. (Foto: Dok. DPR RI)

 Sebelumnya 
Dia juga menyoroti alokasi belanja di Direktorat Perikanan Tangkap Tahun 2022 yang cukup besar mencapai Rp 792 miliar sementara serapan anggarannya di tahun ini saja sangat kecil.

Di satu sisi, direktorat ini juga belum mampu mengangkat daya saing kinerja di perikanan tangkap. Contohnya, impor ikan cakalang yang cukup besar di Semester I 2021 sebesar 2.300 ton, dengan nilai 3,65 juta juta dolar Amerika Serikat.

Baca juga : BKSAP DPR Bareng SEAPAC Perdalam Isu Suap Lewat Studi Perbandingan

Johan juga menyayangkan kinerja Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang memiliki anggaran besar, memilik alat canggih mendeteksi kapal pencuri ikan yang masuk ke Indonesia. Alat canggih itu bisa membedakan kapal yang ada suratnya dan yang tidak.

“Begitu canggihnya. Tapi percuma kita tahu ada orang yang mencuri tapi kita tidak mempunyai kemampuan menangkap pencuri itu. Sayang punya alat mahal, bisa deteksi pencurinya tapi tidak punya kemampuan menangkap pencurinya,” tambah dia.

Baca juga : Kominfo Diminta Tertibkan Akun-akun Penista Agama Di Medsos

Sementara Menteri Kelautan Perikan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, sebanyak 247.803 hektare tambak udang tradisionalmilik para nelayan produktivitasnya masih sangat rendah, 0,6 ton per hektare. Pada praktiknya, budi daya udang bisa mencapai 40 ton per hektare. Diperlukan upaya luar biasa luar biasa untuk mendongkrak produktivitas tambak-tambak tersebut.

“Memang idealnya pemerintah hadir di situ, memperbaiki infrastruktur yang ada. Minimal kalau diperbaiki bisa meningkat, tidak usah sampai 40 ton, mencapai 2 ton per hektare itu sudah cukup,” katanya.

Baca juga : Puan: Sekolah Jangan Curi Start PTM, Keselamatan Siswa Paling Utama

Jika pemerintah mampu mendongkrak produktivitas budi daya udang 2 ton per hektare, sambung dia, maka produktivitas udang nasional bisa naik mencapai 500 ribu ton setiap tahunnya.

“Kalau saya hitung, itu membutuhkan biaya dan angka yang sangat besar, tidak kurang dari Rp 53 triliun yang harus di-inject untuk memperbaiki seluruh tambak tersebut,” katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.