Dark/Light Mode

Nantang Prabowo Jadi Imam Shalat

Nyalla Potong Leher Kalau Jokowi Kalah

Rabu, 12 Desember 2018 05:22 WIB
La Nyalla Mattalitti bersama Presiden Jokowi. (Foto: IG @lanyallamm1)
La Nyalla Mattalitti bersama Presiden Jokowi. (Foto: IG @lanyallamm1)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak lagi jadi kawan Prabowo, La Nyalla Mattalitti begitu keras menelanjangi lawannya itu. Dia menantang Prabowo jadi imam shalat. Ngajak ngadu baca al-Quran dengan Jokowi. Dia juga sesumbar berani potong leher kalau sampai Prabowo menang lagi di Madura.

Nyalla dulunya kader Partai Gerindra. Dia juga tim utama Prabowo di Pilpres 2014. Dia lompat ke PBB setelah rame-rame kasus mahar politik di Pilgub Jatim. Kini, dia mendukung Jokowi-Ma'ruf. "Dulu, saya fight dukung Prabowo. Salahnya Prabowo itu, saya tutupi semua. Saya tahu Prabowo," tutur Nyalla usai membesuk Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Menteng, Selasa (11/12).

Nyalla mengaku tahu luar dalam Prabowo. Tahu kekurangan Prabowo. Salah satunya, soal keislaman Prabowo. "Kalau soal Islam lebih hebat Pak Jokowi. Pak Jokowi berani memimpin shalat," katanya. "Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Nggak berani," tambah Ketua Kadin Jatim itu. Tak puas bicara begitu, Nyalla menantang Prabowo tes keislaman dengan Jokowi.

"Ayo kita uji keislamannya Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo baca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca bacaan shalat," tantangnya. Nyalla memastikan, Jokowi tidak anti Islam. Sebaliknya, Jokowi seorang muslim yang taat. Nyalla mengaku, sudah melakukan riset mendalam soal keislaman Jokowi. Nyalla pernah mendatangi tempat Jokowi di Rawa Pening, Boyolali.

Baca juga : Jokowi: Kalau Bicara Pakai Data

"Di situ banyak orang yang mengatakan Pak Jokowi sejak muda sudah sering tirakat. Tirakatnya di Gunung Ketep. Dan Pak Jokowi juga ahli puasa. Dari situ saya yakin, oh pantes, kalau Pak Jokowi di tahun 2014 menang," beber Nyalla. Mengetahui keunggulan Jokowi, lalu mengetahui kelemahan Prabowo, Nyalla yakin, jagoannya akan menang. Khususnya di Jatim, khususnya lagi di Madura, dia yakin Jokowi-Maruf akan menang 70 persen.

Diakui Nyalla, pada Pilpres 2014, Jokowi hanya mampu meraih 800 ribu suara di Madura, dan kalah dari Prabowo di wilayah ini. Penyebabnya, menurut Nyalla, masyarakat terpengaruh dengan isu Jokowi anggota PKI. Isu itu bagi masyarakat Jatim, khususnya di daerah Madura, sangat sensitif. "Orang di Madura dulu milih Prabowo karena nggak ngerti, dikira Pak Jokowi PKI," ucapnya.

Kok Nyalla tahu isu PKI beredar di Madura? Nyalla mengaku, dialah yang menyebarkan fitnah dengan mendistribusikan tabloid Obor Rakyat di Jatim. Nyalla juga menghembuskan isu Jokowi beragama Kristen dan keturunan China. "Waktu itu wajar saya bilang gitu karena oposisi, oposisi kan apa aja dihajar lawannya. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," ujar eks Ketum PSSI ini.

Nyalla sudah mengaku salah dan minta maaf, ketika pertama kali hendak mendukung Jokowi. Dia mendatangi Jokowi secara langsung. Tiga kali Nyalla meminta maaf. Jokowi pun memaafkannya. Dia pun mencibir pihak-pihak yang masih percaya Jokowi anggota PKI. Dia menganggap orang-orang itu bodoh dan gelap mata. Kini, Nyalla mengaku telah melakukan komunikasi dengan warga Madura untuk meluruskan isu-isu negatif terhadap Jokowi.

Baca juga : Di Depan PM Lee, Prabowo Janji Jadikan Indonesia Sebagai Negara Pengekspor

Dia berkeliling serta memviralkan bantahan dari isu-isu negatif yang menimpa Jokowi. Nyalla juga telah mendirikan rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Jatim. Kerjanya mereka itu sudah door to door. "Kita merangkul pemain sepakbola, suporter, itu semua barisan sama kita. Kita tidak banyak omong," imbuhnya.

Setelah melakukan kerja-kerja seperti itu, Nyalla lebih optimis, Madura tak akan lagi mendukung Prabowo. Dia yakin, Madura kini menjadi milik Jokowi. Saking pedenya, dia sesumbar akan memotong leher sendiri bila Prabowo menang di Madura. "Potong leher saya kalau Prabowo bisa menang di Madura," tegasnya.

Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade tak mau meladeni tantangan Nyalla, agar Prabowo dan Jokowi diadu memimpin shalat. "Isu-isu seperti ini nggak mau kita tanggapi, tidak substantif. Kami inginnya soal kondisi bangsa, soal ekonomi, lapangan pekerjaan, dan harga-harga," ujar Andre, Selasa (11/12).

Menurut Andre, urusan ibadah tidak sepatutnya jadi konsumsi publik. Dia memastikan, selama ini Prabowo kerap shalat berjamaah bersama BPN dan tamu-tamunya di rumahnya, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. "Nggak perlu dong shalat dipertontonkan. Saya sering lihat Pak Prabowo. Kan kita di Kertanegara sering shalat berjamaah bareng," ungkap Andre.

Baca juga : Air Mata Politisi, Air Mata Buaya

Keislaman Prabowo, tegasnya, tak perlu diragukan. Soalnya, Prabowo dipilih sebagai capres oleh para ulama lewat Ijtimak Ulama. "Pak Prabowo keislamannya sudah teruji dan terbukti. Kalau tidak, mana mungkin dong ulama mau memilih Pak Prabowo sebagai capres," imbuhnya.

Andre lalu mengkritik Nyalla soal potong leher. Dia menyebut sesumbar semacam itu bukan cara berpolitik yang beradab. Itu bukan cara mendidik yang baik buat masyarakat. Terkesan tidak beradab dan premanisme. "Tidak elok berpolitik dengan cara-cara seperti itu," kritiknya.

Andre juga tak yakin, Nyalla akan menepati janjinya kalau Prabowo menang. "Kita punya pengalaman, ada yang janji potong kuping juga nggak berani kok, namanya Ruhut Sitompul," sindir Andre. Terakhir, dia yakin Prabowo akan unggul di Madura. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.