Dark/Light Mode

PBNU Jaga Jarak Dengan PKB Dan Pilpres

Imin, Aman?

Kamis, 27 Januari 2022 07:40 WIB
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sudah menyatakan kesiapannya maju di Pilpres 2024. Namun, PBNU yang selama ini jadi andalan Cak Imin, justru memilih menjaga jarak dengan PKB dan urusan Pilpres. Dengan kondisi ini, apakah peluang Imin masih aman?

Salah satu janji yang disampaikan Kiai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya usai terpilih sebagai Ketum PBNU yakni terkait politik praktis. Gus Yahya berjanji, PBNU akan menjaga jarak dengan urusan capres dan parpol. NU tidak akan jadi alat politik parpol atau capres manapun.

Baca juga : Banteng Kalimantan Desak Polisi Tindak Edy Mulyadi

Tak heran, Gus Yahya marah besar dengan deklarasi Cak Imin sebagai capres di Banyuwangi dan Sidoarjo, Jawa Timur, pekan lalu. Karena dalam deklarasi itu, Cak Imin melibatkan Ketua PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo. Gus Yahya langsung memanggil Ketua PCNU Banyuwangi dan Ketua PCNU Sidoarjo untuk memberikan klarifikasi.

Meskipun pemanggilan sudah dilakukan, rupanya PBNU masih tetap jengkel dengan Cak Imin. Wakil Sekjen PBNU, Rahmat Hidayat Pulungan mengingatkan PKB untuk tertib berorganisasi. Kata dia, PBNU itu yang melahirkan PKB, bukan sebaliknya.

Baca juga : Hati-hati, Gejala Omicron Saru Dengan Batuk Pilek Biasa

“Ini kok lama-kelamaan kita lihat semakin salah menempatkan dirinya di depan PBNU. PKB seolah-olah lebih hebat dan berjasa dari NU,” kata Rahmat dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Menurutnya, kelakuan Cak Imin yang deklarasi capres di kantor PCNU Sidoarjo dan Banyuwangi serta melibatkan pengurus setempat, itu tindakan yang salah kaprah. “Ini menunjukkan PKB ingin mengerdilkan NU dan PBNU. Cara berorganisasi yang salah kaprah seperti ini harus diingatkan,” tegasnya.

Baca juga : Anies Mulai Gerah

Sebagai partai yang dilahirkan oleh NU, kata dia, tidak bisa seenaknya PKB memakai atribut nahdliyin tanpa ada izin. “PKB justru langsung masuk ke PCNU atau MWC NU tanpa mendahulukan etika, permisi atau kulo nuwon kepada pimpinan Nahdlatul Ulama,” ungkap Rahmat.

Dia lantas mengingatkan kembali sejarah PBNU. Sejak 1984, NU telah mendeklarasikan diri kembali ke khittah 1926 alias keluar dari arena politik praktis. Namun, begitu Soeharto runtuh dan Era Reformasi dimulai, terdapat keinginan besar warga nahdliyyin untuk memiliki wadah menyalurkan aspirasi politik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.