Dark/Light Mode

PBNU Jaga Jarak Dengan PKB Dan Pilpres

Imin, Aman?

Kamis, 27 Januari 2022 07:40 WIB
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

 Sebelumnya 
PBNU harus berhati-hati karena NU tidak boleh lagi terkait langsung dengan politik praktis, termasuk partai politik, sesuai hasil Muktamar ke-27 di Situbondo tahun 1984 itu. Alhasil, sejumlah tokoh NU di antaranya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Mustofa Bisri, dan lainnya mendeklarasikan pendirian PKB untuk wadah aspirasi tersebut. Tetapi, PKB bukan sebagai partai politik NU.

Dalam perkembangannya, terjadi dualisme dalam internal PKB yang berujung kudeta Gus Dur oleh Cak Imin. PKB versi Cak Imin kemudian diakui negara sebagai PKB yang sah.

Baca juga : Banteng Kalimantan Desak Polisi Tindak Edy Mulyadi

Kenapa PBNU begitu keras dengan Cak Imin? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, sikap tegas PBNU itu akan merugikan PKB dan Imin. Meski selama ini secara struktural tidak ada relasi politik, namun secara kultur diketahui bahwa pemilih PKB merupakan nahdliyin.

“PKB bisa kehilangan suara dari nahdliyin yang loyal pada elit PBNU. Sementara PBNU akan dianggap PKB memantik permusuhan. Padahal selama ini hubungan mereka hanya kultural, dan baik-baik saja,” ujar Dedi saat dihubungi, kemarin.

Baca juga : Hati-hati, Gejala Omicron Saru Dengan Batuk Pilek Biasa

Dengan tidak adanya jaminan suara dari kalangan nahdlyin, tentunya nilai jual Imin bagi parpol lain jadi turun. Parpol lain akan berat untuk mengusung Imin sebagai capres atau cawapres. Apalagi, elektabilitas Imin dalam berbagai survei capres, tidak terlalu memuaskan.

“Artinya, berkoalisi dengan PKB untuk mengusung Cak Imin di Pilpres, itu jadi pertimbangan parpol lain. Ini bisa mengurangi kepercayaan politik calon mitra,” jelasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.