Dark/Light Mode

Soal Aturan Toa Masjid

Imin Nyerang Yaqut

Sabtu, 26 Februari 2022 09:20 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri) saat bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, April 2021. (Foto: Dok. PKB)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri) saat bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, April 2021. (Foto: Dok. PKB)

 Sebelumnya 
Polemik aturan toa masjid ini diperparah lewat pernyataan yang disampaikan Yaqut. Saat menjelaskan aturan ini, Yaqut mengumpamakan dengan gonggongan anjing. Akibatnya, banyak pihak yang menganggap Yaqut menyamakan suara azan melalui toa masjid sama dengan gonggongan anjing.

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid bicara lebih keras. Dia meminta Yaqut fokus bekerja dengan benar. "Jangan bikin ribut dan memicu kontroversi. Urusilah hal-hal yang produktif bagi kemaslahatan umat," terang Jazil.

Baca juga : Omongan Menag Soal Toa Masjid Dan Gonggongan Anjing Bisa Rusak Persatuan

Wakil Ketua MPR ini menyatakan, partainya banyak menerima keluhan masyarakat soal pernyataan Yaqut. "Kok bisa-bisanya kumandang suara azan di-qiyas-kan atau disamakan dengan suara gonggongan anjing," herannya.

Ia pun meminta Yaqut segera meralat dan mengakui kesalahan yang telah dilakukan. "Lah, kok ini dianalogikan dengan gonggongan anjing. Astaghfirullah! Kami sarankan dengan hormat agar Menag meralat dan mengakui kesalahan analoginya," desak dia.

Baca juga : HNW: Aturan Toa Masjid Jangan Justru Bikin Disharmoni

Lalu, bagaimana sikap Yaqut atas hal ini? Seharian kemarin, Yaqut maupun orang Kementerian Agama, tidak ada yang bicara soal toa. Saat dikonfirmasi pun, mereka mingken.

Polemik tentang toa ini juga memantik cendekiawan Muslim Ahmad Syafii Maarif ikut bersuara. Namun, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang akrab disapa Buya ini, enggan mengomentari pernyataan Yaqut yang menganalogikan bisingnya suara azan dengan gonggongan anjing. Dia cuma menyampaikan wejangan untuk para pejabat secara umum. Buya meminta agar para pejabat publik bersikap lebih arif atau bijaksana.

Baca juga : Lestari: Aturan JHT Pekerja Mestinya Lahir Dari Dialog

"Ya, pokoknya bangun budaya kearifan. Kearifan itu penting, pakai bahasa hati. Terutama pejabat publik ya. Sehingga tidak menimbulkan pro kontra, kontroversi, itu saja," ujar Buya, di kediamannya, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, kemarin. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.