Dark/Light Mode

Kalau Usung Sesama Banteng

PDIP Diingatkan Tragedi Tumbangnya Ahok-Djarot

Minggu, 29 Mei 2022 06:15 WIB
Gedung DPP PDIP. (Foto: ist)
Gedung DPP PDIP. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Lebih baik, kata dia, PDIP berduet dengan Partai Gerindra. Yaitu, melakoni strategi duet Prabowo-Puan untuk Pilpres 2024. Analisanya, duet ini bisa tampil sebagai pemenang karena dua partai yang berada di papan atas.

Justru, ketika PDIP menggunakan tiket sendirian untuk jagoannya, sekalipun membuat solid barisan partai, namun tidak menambah suara di luar partai. Bisa jadi, katanya, PDIP akan menjadi musuh bersama seluruh kontestan Pemilu 2024. 

"PDIP layak belajar dari kekalahan Pilkada DKI Jakarta 2017 karena mengajukan Ahok-Djarot yang sesama kader banteng," katanya.

Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata menilai, duet Ganjar-Puan akan dipilih bila dalam prosesnya, gesekan yang terjadi di internal kian kencang. 

Baca juga : PSI Diminta Realistis Tuh

“Mungkin saja terjadi duet Ganjar-Puan, tapi itu bukan pilihan pertama, tapi opsi terakhir,” ujar Septa.

Pengamat politik dari IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kasih saran serupa. Kata dia, PDIP harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung capres-cawapres.

"Untuk memperbesar potensi kemenangan, alangkah baiknya PDIP berkoalisi dengan partai lain," saran Arif.

Apa tanggapan PDIP terkait semua saran ini? Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengaku aneh dengan prediksi yang menyebut PDIP bakal kalah kalau mengusung capres-cawapres sesama banteng.

Baca juga : Kapolres Malang Sam Ferli Dinobatkan Sebagai Warga Kehormatan Aremania

“Terlalu dini bicara kalah menang. Kita harus memikirkan hal-hal yang lebih substantif dalam kehidupan bangsa dan negara kita,” ujar Hendrawan, saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin.

Wakil PDIP di Senayan ini memastikan partainya dalam posisi tenang dan seksama mencermati beragam hal yang berkembang ihwal Pilpres 2024. Hendrawan juga meyakini partainya masih jauh memutuskan siapa jagoannya. Termasuk perlu melakukan koalisi atau tidak.

“Menabuh gendang kontestasi terlalu awal, justru bisa membuat kita kurang fokus mengerjakan tugas utama kita yang hasilnya ditunggu rakyat,” katanya.

Ia mengingatkan, deadline pencalonan Pilpres 2024 itu masih sangat lama. Yaitu, September 2023. Artinya, masih cukup waktu untuk mengamati dinamika yang terjadi, manuver yang penting, dan intensi koalisi yang terbangun.

Baca juga : Syarief Hasan Ingatkan Pentingnya Politik Santun

“Ketum memikirkan semua aspek dan dimensi yang relevan dalam kontestasi Pilpres. Aspek ideologis, integritas, kompetensi, keterwakilan spektrum politik geopolitik kawasan, potensi kerja sama paslon, hingga sinergitas dukungan,” pungkasnya. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.