Dark/Light Mode
Bupati Boyolali Dan Rakyatnya Demo
Candaan Prabowo Dianggap Menyakitkan
RM.id Rakyat Merdeka - Kontroversi pidato Prabowo Subianto soal “tampang Boyolali” terus berlanjut. Gaduhnya tak hanya di dunia maya, tetapi juga merembet ke dunia nyata. Kemarin, Bupati Boyolali Seno Samodro dan ribuan rakyatnya turun ke jalan menuntut Prabowo minta maaf. Sang Bupati menganggap guyonan Prabowo sudah menyakitkan warga Boyolali.
Sejak pukul 8 pagi, ribuan warga sudah memadati Balai Sidang Mahesa, Boyolali. Mereka membawa berbagai macam spanduk berisi unek-unek dan tuntutan permintaan maaf kepada Prabowo. Sebagian lagi, berkonvoi dengan menggunakan sepeda motor. Mereka juga membawa spanduk putih bertulis #SaveTampangBoyolali. Dalam aksi ini, warga juga turut mengarak bendera merah putih raksasa berukuran 50x10 meter. Aksi unjuk rasa ini digelar warga
Boyolali, yang menamakan diri Forum Boyolali Bermartabat. Peserta aksi bukan hanya warga biasa. Sejumlah tokoh dan pejabat ikut dalam aksi ini seperti
Bupati Boyolali Seno Samodro, Wakil Bupati Said Hidayat dan Ketua DPRD Boyolali S Paryanto. Semuanya naik ke panggung menyampaikan orasi.
Seno dalam orasinya menyerukan warga, agar tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang. Seruan itu adaalah dampak dari pernyataan Prabowo yang dinilai merendahkan warga Boyolali. Kepada wartawan, Seno mengatakan aksi protes tersebut menanggapi pidato Prabowo yang menyebut tampang Boyolali bukan tampang orang kaya. Dia mempersilakan warganya unjuk rasa, namun tetap menjaga suasana tetap kondusif. “Bupati tidak mengizinkan menggunakan kesempatan ini dengan hal yang bersifat anarkis. Itu yang tidak boleh,” tandasnya.
Baca juga : Emosi Depan Emak-emak, Prabowo Keluar Aslinya?
Ketua DPRD Boyolali yang juga Koordinator Aksi S Paryanto mengungkapkan, aksi tersebut dilakukan spontan dan tidak bermuatan politik. “Ini murni riil gerakan masyarakat Boyolali. Tidak ada muatan apa pun. Jadi, jangan ada salah arti, salah persepsi,” kata Paryanto. Dia mengklaim, ada 15 ribu warga
yang hadir dalam aksi tersebut. Peserta datang dari 19 kecamatan di seluruh wilayah Boyolali. Intinya, menuntut Prabowo meminta maaf kepada warga
Boyolali, terlepas Prabowo tidak sengaja atau berguyon.
Kontroversi tampang Boyolali ini sudah heboh sejak akhir pekan kemarin. Sampai kemarin, linimasa seperti Twitter masih diramaikan dengan tagar
#SaveMukaBoyolali. Jumat kemarin, tagar tersebut jadi trending topic alias topik yang paling banyak dikicaukan pengguna Twiiter. Tagar berisi antara lain sindiran dan kritikan terhadap Prabowo. Malah, ada satu warga Boyolali bernama Dakun, melaporkan Prabowo ke polisi gara-gara pidatonya itu. Dakun menganggap omongan Prabowo melecehkan warga Boyolali.
Prabowo mengomentari kontroversi ini saat hadir di acara deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi), yang berlangsung di
Lapangan GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin. Prabowo mengawali pidatonya dengan guyonan. Kata dia, sekarang
harus berhati-hati berbicara di depan massa karena banyak kamera televisi yang merekamnya. Dia kemudian bercerita tentang pernyataan-pernyataannya yang dipersoalkan. Mantan Danjen Kopassus itu mengaku bingung, apa yang diomongkannya sampai bahan gurauannya sering dipermasalahkan.
Baca juga : Anak Buah Prabowo Ingin Laporkan Jokowi
“Saya baru keliling kabupaten-kabupaten di Jateng dan Jatim. Mungkin Saudara monitor. Saya juga bingung, kalau saya bercanda, dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan,” katanya. Prabowo memang tidak menyebut gurauannya yang mana yang dipersoalkan. Namun, kata dia, pernyataannya rawan disalahartikan karena sekarang sudah memasuki musim kampanye. “Saya tahu, tapi ini adalah politik. Ini musim politik,” ujarnya.
Koordinator Jubir kubu Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, apa yang dilakukan Prabowo di Boyolali adalah bentuk candaan ke
pen dukungnya. Itu biasa. Apa yang disampaikan Prabowo adalah soal adanya kesenjangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan. Dahnil menyayangkan ucapan itu kemudian dipolitisasi seolah-olah Prabowo mengejek orang Boyolali. Menurut dia, menggeser isu ini menjadi isu rasialisme sangat berbahaya.
Jubir Prabowo-Sandi, Ferry Juliantoro sampai menggelar konferensi pers menanggapi aksi unjuk rasa tersebut. Ferry meminta para pendukung Prabowo dan masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan situasi yang terjadi saat ini. Apa yang disampaikan Prabowo tentang kemiskinan dan ketimpangan tersebut, merupakan fenomena nasional yang mungkin juga terjadi di Boyolali. Dengan hadirnya Prabowo ke Boyolali, justru ada keinginan dan niat baik untuk bertatap muka dan menyerap aspirasi warga Boyolali.
Baca juga : Setelah Tempe, Jokowi Urusi Pete
“Karena itu, sekali lagi mengharapkan kepada semua pihak, jangan menggunakan isu ini untuk dipelintir seolah-olah kami mendiskreditkan masyarakat Boyolali,” kata Ferry. Lebih lanjut, Ferry menyampaikan beberapa catatan dalam aksi demonstrasi tersebut. Pertama, adanya dugaan mobilisasi massa yang melibatkan PNS. Mereka menemukan bukti-bukti adanya upaya mendiskreditkan Prabowo. Hal itu ditemukan dalam tulisan di spanduk maupun kata-kata yang diucapkan orator. “Kami mendapatkan bukti-bukti terjadinya penggunaan kata-kata yang sifatnya ujaran kebencian, baik yang disampaikan ataupun spanduk-spanduk yang ditempatkan pada acara tersebut,” ujarnya.
Dia juga menyoroti tempat penyelenggaraan acara di Balai Sidang Mahesa. Menurut Ferry, tempat tersebut dilarang digunakan untuk melangsungkan
kegiatan politik. Atas temuan tersebut, dia meminta Bawaslu bertindak tegas menanganinya. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.