Dark/Light Mode

Brando Susanto: Pemerintah Kudu Minta Pertamina Naikin Harga Tebus Elpiji Agar Tak Bebani APBN

Kamis, 22 September 2022 19:23 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan, program bagi-bagi kompor listrik gratis dengan perangkatnya dalam rangka alih subsidi dari elpiji ke subsidi listrik tengah digalakkan.

Penggunaan kompor listrik dianggap lebih murah. Juga, sekaligus solusi hemat energi terhadap beban subsidi elpiji yang semakin besar.

Meski begitu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakarta Utara, Brando Susanto mengingatkan pemerintah untuk menghitung kembali kemungkinan yang timbul di masa mendatang.

Baca juga : Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Bikin Nyaman Transaksi Digital

"Perhitungan harus benar-benar dilihat dari nilai hari ini dan ke depan, apakah Listrik kita akan selalu murah dan stabil? Jangan-jangan timbul masalah baru di masyarakat nantinya," ujar Brando kepada wartawan, Kamis (22/9).

Karena itu, Brando mengingatkan pemerintah terburu-buru pemerintah mendorong bagi-bagi kompor listrik gratis. Dia mengatakan, listrik dan elpiji sama-sama produk energi tidak terbarukan dan harganya ditentukan oleh currency luar dan market internasional.

Maka dalam jangka waktu menengah, solusi kompor listrik itu bisa berpotensi menimbulkan masalah baru juga.

Baca juga : CSIS: Sebaiknya Pemerintah Menyerahkan Harga BBM Ke Mekanisme Pasar

"Kebanyakan listrik kita dihasilkan berbasis Diesel dan Batubara. Jadi bisa dibayangkan suatu saat juga akan mengalami problem dengan harga beban subsidi," ingatnya.

Kemudian, Brando juga menyebut, berbeda dengan negara Barat, orang Indonesia memasak lebih lama karena kaya bumbu. Ini akan sulit dilakukan dengan kompor listrik.

"Jangan hanya dites perbandingan untuk memasak panas saja dengan kompor listrik," bebernya.

Baca juga : BEM Nusantara Minta Pemerintah Atur BBM Bersubsidi Agar Tidak Dikonsumsi Orang Kaya 

Selain itu, kompor listrik membutuhkan daya yang besar. Jangan sampai, nanti malah akan membebani rakyat Brando pun berpendapat, akan lebih arif dan bijaksana jika pemerintah mengatur lebih optimal pada distribusi Elpiji lewat Pertamina.

"Nanti perangkatnya diterima, tapi tidak dipakai sebagaimana mestinya. Seperti banyak terjadi saat konversi kompor minyak tanah ke kompor elpiji, karena terkesan mendadak dan menggembar-gemborkan bagi-bagi gratisnya daripada edukasi manfaatnya pada masyarakat," tandas Brando. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.