Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Jagoannya Masih Simpang Siur
Energi Konsolidasi KIB Terbuang Percuma Deh
Selasa, 20 Desember 2022 08:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum kunjung mendeklarasikan pasangan Capres-Cawapresnya untuk Pilpres 2024. Koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP masih saja beralasan tak mau terburu-buru memilih pemimpin.
Juru Bicara Muda PAN, Valeryan Bramasta mengungkapkan, KIB mengarusutamakan ide dan gagasan. PAN, khususnya, akan hati-hati menentukan calon pemimpin negeri ini.
“Politik itu dinamis. Idealnya, partai yang berkoalisi harus didasari ide serta gagasan. Harus hati-hati memilih calon,” kata Valeryan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Alasan KIB tak grasa-grusu deklarasi, sebutnya, karena koalisi rawan pecah. Jika terlalu dini berkoar-koar memilih capres, bisa jadi koalisi bubar karena dapat berbagai serangan dan manuver lawan politik.
Baca juga : Tak Setuju Koperasi Diawasi OJK, Sultan Usulkan Konsolidasi Koperasi-BPD
“Jangan sampai koalisi sudah gembar-gembor soal capres, eh ternyata hanya gimmick saja tak bisa mencalonkan. Bubar jalan deh,” ingatnya.
Oleh Karenanya, seluruh koalisi yang telah terbentuk, harus lebih mementingkan cara ide dan gagasan. Bukan mengusung kepentingan golongan dan identitas tertentu. “Jangan sudah ada calonnya, tetapi kosong visi misi, minim ide dan solusi. Apa yang akan dijual?” tambahnya.
Serupa, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menegaskan, soal Capres-Cawapres adalah kewenangan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum. Termasuk, soal strategi dalam koalisi. “Kami kader PAN fokus tambah kursi dan suara,” ungkapnya dalam pesannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menyarankan, Partai Golkar sebagai pemimpin KIB, kudu lebih agresif komunikasi dengan PAN dan PPP. Agar koalisi tak pecah karena kesimpangsiuran Capres-Cawapres.
Baca juga : Partai Ka’bah Pede Bertahan Di Senayan
“Diketahui bersama, ada partai di KIB dukung Ganjar Pranowo. Sementara Airlangga Hartarto, sejauh ini harga mati di Golkar. Energi konsolidasi marathon KIB selama ini akan terbuang percuma jika perbedaan calon ini sulit untuk dipertemukan,” kata Surokim dalam keterangan tertulisnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Disarankan, sebaiknya seluruh pimpinan KIB harus segera bertemu untuk mencapai titik temu. Bangun kesepakatan yang tidak merugikan salah satu partai. “Paslonnya, bisa capresnya eksternal, cawapresnya internal misalnya Airlangga. Intinya kesepakatan yang saling menguntungkan,” saran dia.
Serupa, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kader di KIB yang paling potensial terusung adalah Airlangga Hartarto.
Elektabilitas Airlangga paling tinggi ketimbang Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Secara partai, suara Partai Golkar juga jauh lebih kuat ketimbang PPP dan PAN.
Baca juga : Pabrik Minyak Makan Merah Di Deli Serdang Siap Beroperasi Tahun Depan
“Airlangga juga menteri yang dekat dengan Pak Jokowi. Ini satu-satunya kader potensial KIB yang memungkinkan mendapat restu dan dukungan dari Jokowi. Bagiamana komposisinya? Tergantung nanti KIB akankan menjadi kendaraan kader eksternal, Ganjar atau tidak,” kata Pengamat Politik jebolan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya