Dark/Light Mode

Ganjar Belum Masuk Radar Mega

Kamis, 12 Januari 2023 07:34 WIB
Megawati bersama Presiden Jokowi, Wapres KH Ma`ruf Amin, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo, di atas panggung, saat perayaan HUT ke-50 PDIP, di JIExpo, Kamayoran, Jakarta, Selasa (10/1). Tak ada Ganjar Pranowo. (Foto: Putu/RM)
Megawati bersama Presiden Jokowi, Wapres KH Ma`ruf Amin, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo, di atas panggung, saat perayaan HUT ke-50 PDIP, di JIExpo, Kamayoran, Jakarta, Selasa (10/1). Tak ada Ganjar Pranowo. (Foto: Putu/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski elektabilitasnya sebagai kandidat capres terus melejit jauh mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo ternyata belum masuk radar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal itu terlihat jelas dalam perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10). Dalam pesta banteng itu, Ganjar sekali pun tidak disebut Mega dalam pidatonya.

Di acara HUT emas PDIP itu, Mega berpidato selama lebih dari satu jam. Gaya bicaranya tak berubah, menggunakan bahasa rakyat yang dikuatkan dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah. Presiden ke-5 RI itu memang memegang teks. Namun, yang disampaikannya lebih banyak di luar teks.

Misalnya, ketika Mega bercerita soal pengalaman dan perjuangannya di masa lalu, persoalan saat ini, lalu melepaskan unek-uneknya. Gaya ngomongnya seperti seorang emak terhadap anak-anaknya. Dengan memakai kata “gua” dan “elu”, Mega membuat ribuan kader yang hadir tertawa, bersorak sorai, dan bertepuk tangan penuh semangat.

Di awal pidato, Mega misalnya bicara soal pejuang-pejuang perempuan. Ia menyebut sederet nama perempuan. Beberapa nama diceritakannya dengan cukup detail, seperti perjuangan Laksamana Malahayati.

Mega lalu menyebut beberapa nama kader banteng yang dianggap berprestasi. Misalnya, ia menyinggung Azwar Anas, mantan Bupati Banyuwangi yang kini menjadi Menpan-RB. Ia kemudian memanggil Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya yang kini jadi Menteri Sosial, dan mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, seorang mantan preman yang jiwa berantemnya tak pernah padam.

Baca juga : PMN Ganjar Sumbang Rak Buku Untuk Ormada Di Bandung

Bahkan, Mega sempat menyinggung Tasdi, mantan sopir truk yang berhasil menjadi Bupati Purbalingga. Menurut Mega, Tasdi, adalah tipe pemimpin yang dicintai rakyat. Sayang, karena terjerat korupsi, partai terpaksa memecatnya. Saat menceritakan kisah ini, Mega tampak menitikkan air mata.

Tak hanya kader banteng yang dicolek, Mega juga menyebut beberapa menteri dan memberi pujian. Seperti ke Menko Polhukam Mahfud MD, Menlu Retno Marsudi, dan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Mega selanjutnya bicara soal capres yang akan diusung PDIP. Kata Mega, kader nggak usah mikirin soal capres. Yang penting kader turun ke bawah bertemu rakyat. "(Soal capres) Ini urusan gue!" tegas Mega, disambut tepuk tangan riuh sekitar 15 ribu kader yang hadir.

Dari sekian banyak nama yang disebutkan Mega tak sekalipun memanggil nama Ganjar. Bahkan, di penghujung acara, saat pemotongan tumpeng, Ganjar tak masuk hitungan. Padahal sejumlah kader naik ke atas panggung. Selain Presiden Jokowi, ada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPR yang juga Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Kepala Situation Room Prananda Prabowo, dan Sekretaris Kabinet yang juga mantan Sekjen PDIP Pramono Anung. Tapi, tak ada Ganjar di sana.

Lalu, di mana Ganjar? Dia duduk anteng setengah berdesakan dengan kader lain. Orang nomor 1 di Jateng ini, duduk di kelompok para kepala daerah dari PDIP yang berada di kursi baris ketiga. Karena berada di belakang, sosok Ganjar bahkan hampir tak tersorot kamera. 

Baca juga : Tahun Baru Masalah Lama

Ganjar Bersinar Di Luar Arena
Jika di dalam arena tak dianggap spesial, beda ceritanya saat Ganjar berada di luar arena. Sejak tiba di lokasi HUT ke-50 PDIP, sekitar pukul 8 pagi, Ganjar terus dikerubuti kader. Mereka minta salaman dan ingin foto bareng. Ganjar dengan ramah melayani permintaan itu. Sejumlah kader bahkan meneriakkan "Ganjar Presiden".

"Pak Ganjar Presiden kita," timpal yang lain. "Hidup Ganjar," seru yang lain.

Menanggapi teriakan tersebut, Ganjar mengacungkan telunjuk di depan bibirnya. "Sssttt...," kata Ganjar, seolah bilang jangan berisik. Ganjar sepertinya tak enak hati diteriaki presiden terus-menerus.

Saat acara selesai, Ganjar pun jadi sasaran selfie kader. Teriakan presiden kembali terdengar. Ganjar kembali memasangkan telunjuknya di depan bibir.

Hasto menanggapi santai adanya teriakan “Ganjar Presiden” tersebut. Menurut Hasto, teriakan itu hal biasa. Menurut dia, boleh saja menyampaikan ekspresi. Kata Hasto, bukan hanya Ganjar yang diteriaki presiden oleh kader. "Mbak Puan Presiden, tadi juga ada yang menyampaikan itu," ungkapnya.

Baca juga : Jualan Air Bekas Mandi Dan Sendawa

Kenapa Mega tak sebut nama Ganjar? Bagaimana peluang Ganjar sebagai capres PDIP setelah acara itu? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin, kasih analisisnya. Ujang mengatakan, di acara itu, Ganjar memang tak disebut sama sekali. Bahkan Ganjar seperti tak mendapat tempat spesial meski elektabilitasnya tinggi. 

"Melihat fakta ini, seolah-olah Mas Ganjar belum masuk radar Ibu Mega," papar Ujang.

Namun, kata Ujang, Mega pada akhirnya akan dihadapkan pilihan yaitu memilih dua nama besar sebagai capres yaitu Puan dan Ganjar. Soal ini, Ujang yakin, Mega sudah punya pilihan. Hanya saja, butuh konsolidasi internal agar pencapresan PDIP berjalan lancar.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.