Dark/Light Mode

PBNU Tak Harmonis Sama PKB, Mesra Dengan PAN

Semangat NU Kembali Ke Khittah Kudu Dijaga

Senin, 20 Februari 2023 06:45 WIB
Ketum PAN Zulkifli Hasan (keempat kiri) didampingi Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (tengah) saat menghadiri Simpsoum 1 Abad NU di Hotel Sheraton, Surabaya, Jawa Timur.Sabtu (18/2). (Foto: Ist).
Ketum PAN Zulkifli Hasan (keempat kiri) didampingi Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (tengah) saat menghadiri Simpsoum 1 Abad NU di Hotel Sheraton, Surabaya, Jawa Timur.Sabtu (18/2). (Foto: Ist).

 Sebelumnya 
Akun @tmusyadad mengatakan, sepertinya PAN sudah mendapatkan endorsement dari PBNU untuk saluran aspirasi politik kaum Nahdliyin.

“Saat ini PAN sudah bukan identik dengan Muhammadiyah lagi karena sudah terbuka,” ujar @BSipoel.

Baca juga : Bank Mandiri Sabet Gelar Bank Dengan Performa QRIS Terbaik BI

Akun @WastuPrabowo setuju bila NU tidak terlibat politik praktis. Tapi kalau NU dilibatkan, dimanfaatkan, dipakai atau ditarik-tarik masuk dalam politik praktis, harus dijaga. “Semoga semangat NU kembali ke khittah tetap dijaga,” kata dia.

Akun @Umar_Hasibuhan heran dengan sikap Gus Yahya malah mengendors PAN. Dia bilang, PKB yang jelas lahir dari NU bukannya didukung. Padahal PKB, kata @archabandung, didirikan oleh Gus Dur untuk sarana penyaluran syahwat politik kaum Nahdiyin.

Baca juga : Meski Tak Wajib, Jemaah Umrah Dengan Komorbid Sebaiknya Divaksin

Akun @riza_ajir menegaskan, politik identitas di antaranya termasuk politisasi agama, sudah dilarang ulama-ulama. Soalnya, lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Akun @getteng_hola meminta Bawaslu membuat batasan jelas dan tegas pengertian politik identitas. Kenyataannya, kata @Budijayaya, partai politik semuanya mengusung identitas. “Yang penting, tidak bertentangan dengan hukum, konstitusi dan dasar negara,” tandasnya.

Baca juga : Jaringan Utilitas Semrawut Rusak Keindahan Kota Saja

Akun @Hangjeb mengaku tidak akan memilih partai yang tidak jelas identitas politiknya. “Kita tidak mau membeli kucing dalam sarung,” kata dia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.