Dark/Light Mode

Belum Putuskan Capres, KIB Masih Nunggu Pertemuan Lanjutan

Jumat, 28 April 2023 08:48 WIB
Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, di rumah Airlangga, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (27/4) malam. (Foto: Istimewa)
Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, di rumah Airlangga, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (27/4) malam. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan pertemuan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Kamis (27/4) malam belum dapat memutuskan secara resmi figur calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024.

"Capres KIB belum diputuskan walau Golkar telah memutuskan Airlangga sebagai lewat Munas dan PPP mencalonkan Ganjar Pranowo. Nanti akan ada pertemuan lanjutan untuk membahasnya lebih lanjut," ungkap Firman Soebagyo menjawab pertanyaan wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/4).

Sebelumnya, Ketua umum partai yang tergabung dalam KIB yakni Golkar, PAN, dan PPP bertemu di kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pada Kamis (27/4) malam. Pertemuan itu untuk membahas capres dan cawapres.

Menurut Firman, belum adanya capres dari KIB sebagai bentuk komitmen dan keseriusan KIB bahwa untuk mencalonkan capres-cawapres harus hati-hati karena harus benar-benar orang yang tepat untuk memimpin bangsa dan negara ini 5 tahun ke depan.

Baca juga : Kamis Besok, KIB Mau Gelar Pertemuan, Ketum Partai Direncanakan Hadir

Baginya, untuk calon presiden-cawapres tidak sekadar ditentukan faktor popularitas. Tetapi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lain seperti rekam jejak. Pertimbangan ini jauh lebih penting di samping kapasitas, kapabilitas dan itegritas calon tersebut.

kenapa ini menjadi penting, Firman berpandangan, bahwa kalau popularitas seseorang itu bisa dibentuk dan bisa dibangun melalui lembaga-lembaga survei dan konsultan politik. Artinya tidak berbanding lurus dengan track record capres dan cawapres dalam keberhasilan melaksanakan tugas yang diembannya selama ini.

"Oleh karena itu, menentukan capres cawapres harus lebih mengedepankan rekam jejak daripada popularitas seseorang," katanya.

Anggota DPR dari Dapil Jateng 3 ini bilang kedepan tantangan presiden dan wapres terpilih akan semakin berat dalam menghadapi tantangan gejolak ekonomi global yang semakin sulit. Oleh karena itu, keberhasilan capres cawapres harus lebih terukur.

Baca juga : Tentara Sudan Siap Bantu Evakuasi Warga Asing, Pertempuran Berlanjut

"Bagaimana kalau orang yang gagal memimpin daerah atau wilayahnya kemudian akan diberikan kepercayaan yang lebih besar memimpin Indonesia yang lebih kompliketet ini," ucapnya dengan nada balik bertanya.

Jadi, sikap kehati-hatian KIB belum menentukan capres pada saat ini menunjukan sikap kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak karena keputusan yang akan diambil akan dipertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia yang akan memilihnya.

Diingatkan ketika rakyat memilih yang salah, maka akan mengalami kerugian besar karena akan kehilangan waktu 5 tahun ke depan.

"Rakyat harus diberi pembelajaran, harus bisa berfikir realistis dan rasional serta jangan emosional karena hanya melihat survei yang kadang-kadang semu dan belum tentu benar," ujar dia.

Baca juga : Ganjar Capres, Mega Kasih Tugas Khusus Buat Prananda Dan Puan

Lebih jauh, Firman mengatakan menyajikan pemimpin yang berkualitas menjadi salah satu tugas partai politik. Tak hanya itu, partai juga memberikan pendidikan dan kesadaran politik kepada rakyat untuk memilih yang tepat, karena partai politik adalah yang mempunyai mandat untuk mencalonkan capres dan cawapresnya.

Komitmen kebangsaan tetap harus dibangun di tengah proses demokrasi di Indonesia yang sudah berjalan dengan baik ini. Dan sudah waktunya membangun kesadaran politik baik partai politik dan rakyat bahwa presiden setelah terpilih adalah milik rakyat Indonesia bukan menjadi eksklusif milik partai yang mencalonkan saja.

"Tetapi kesadaran ini harus juga dipahami dan dimiliki oleh capres cawapres yang akan datang.  Jadi, publik tidak usah cemas terhadap keputusan KIB yang belum memutuskan calonnya," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.