Dark/Light Mode

Tentara Sudan Siap Bantu Evakuasi Warga Asing, Pertempuran Berlanjut

Sabtu, 22 April 2023 21:04 WIB
Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (kiri) dan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dua pemimpin pasukan bersenjata di Sudan. (Foto Getty Images)
Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (kiri) dan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dua pemimpin pasukan bersenjata di Sudan. (Foto Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertempuran antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces terus berlanjut di Khartoum, meski kedua pihak setuju melakukan gencatan senjata tiga hari selama Idul Fitri. Sabtu (22/4), tentara Sudan mengatakan, mereka siap membantu mengevakuasi warga negara asing.

Persetujuan itu disampaikan komandan militer Sudan Abdel Fatteh al-Burhan setelah pemimpin Rapid Support Forces (RSF) Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, setuju untuk membuka bandara untuk evakuasi.

Dilansir Reuters, suara pertempuran di Khartoum terus berlanjut semalaman namun tidak terlalu keras pada Sabtu pagi dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Baca juga : Dipenjara Karena Mencuri, Sohandi Kini Bisa Berlebaran Berkat RJ

Jatuhnya Sudan ke dalam perang saudara, Sabtu (15/4), telah memupuskan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil dan membuat negara di jantung benua Afrika yang sudah miskin itu jatuh ke ambang bencana kemanusiaan.

Belum ada tanda-tanda bahwa salah satu pihak dapat meraih kemenangan dengan cepat atau siap untuk mundur dan berbicara. Tentara memiliki kekuatan udara, sementara RSF punya basis  kuat di daerah perkotaan termasuk di sekitar fasilitas-fasilitas utama di pusat kota Khartoum.

Burhan dan Hemedti adalah sekutu dalam kudeta yang menggulingkan pemerintahan Omar al-Bashir pada 2019. Bahkan, Hemedti menjabat sebagai wakil Burhan pada Dewan Militer Sudan. Dewan tersebut rencananya untuk mengawal terjadinya transisi kekuasaan kembali ke sipil dan RSF bergabung dalam militer Sudan. Dukungan Hemedti terhadap transisi baru ini diyakini membuat hubungannya dengan Burhan menjadi tegang.

Baca juga : Lestari: Semangat Kartini Dorong Target Pemberdayaan Perempuan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken meminta mereka untuk menghormati gencatan senjata. AS dan beberapa negara lain juga telah menyiapkan upaya untuk mengevakuasi warganya.

Tentara mengatakan, AS, Inggris, Prancis dan China akan mengevakuasi para diplomat dan warga negara lainnya dari Khartoum dalam beberapa jam mendatang.

Sementara tim Kedutaan Besar Arab Saudi telah dievakuasi melalui jalur darat ke Pelabuha Sudan dan mereka diterbangkan dari sana. Kedutaan Besar Yordania bakal menyusul dengan cara yang sama.

Baca juga : Pemerintah Berjuang Lindungi Dan Evakuasi WNI Di Sudan

Kepala RSF Hemedti mengatakan di Facebook, Sabtu pagi, dia telah menerima telepon dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Mereka menekankan pentingnya mematuhi gencatan senjata total dan memberikan perlindungan bagi pekerja kemanusiaan dan medis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (21/4) menyebutkan, lebih dari 400 orang tewas dan 3.551 terluka. Tak kurang dari 20.000 orang Sudan melarikan diri ke negara tetangga Chad.

Dengan bandara terperangkap dalam pertempuran, negara-negara termasuk Indonesia, AS, Jepang, Korea Selatan, Jerman dan Spanyol tidak dapat mengevakuasi staf kedutaan.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.