Dark/Light Mode

Nolak Golkar Jadi Pendamping Prabowo

Imin Merasa Lebih Kuat Dari Airlangga

Minggu, 21 Mei 2023 08:00 WIB
Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara).
Ketum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
Terpisah, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani menyebut, bergabungnya Golkar ke KKIR tinggal menunggu waktu. “Isyaratnya begitu, tapi kita nunggu ya. Isyaratnya begitu,” tutur Muzani.

Meski sudah di depan mata, ia tetap meminta seluruh pihak menunggu kepastian soal bergabungnya Golkar ke poros yang dibangun Gerindra dan PKB. Karena dalam politik, segala kemungkinan bisa saja terjadi.

Sementara, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut, kewenangan capres-cawapres KKIR ada di tangan Prabowo dan Imin. Jika Imin menyebut Golkar akan merapat, berarti penjajakan mulai menemukan titik terang.

Baca juga : Survei Polstat: Elektabilitas Prabowo Subianto Masih Kokoh Di Puncak

“Nah, bahwa kemudian Cak Imin itu menyatakan bahwa ada kemungkinan besar partai koalisi, ya itu berarti apa penjajakannya sudah hampir menemukan titik temu,” kata Dasco.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, percaya diri Imin untuk menjadi cawapres memang sangat tinggi. Meskipun elektabilitasnya masih jeblok, Imin merasa dirinya lebih kuat dibanding Airlangga.

“Mungkin Cak Imin merasa didukung oleh keluarga besar nahdliyin, makanya merasa lebih kuat dibanding Airlangga,” kata Dedi, saat dihubungi, semalam.

Baca juga : Prabowo Masih Jaga Perasaan Imin

Namun, Airlangga sebagai politisi yang saat ini memiliki posisi strategis di pemerintahan, tentu tidak akan terima begitu saja. Apalagi, kata dia, suara Golkar jauh lebih besar dibanding PKB. Dengan modal mentereng ini, seharusnya Golkar memainkan daya tawar yang tinggi. “Cukup rasional jika keterlibatan Golkar dalam koalisi berharap mendapatkan porsi cawapres,” papar Dedi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, bicara kekuatan politik, Golkar lebih kuat daripada PKB. Begitu juga Airlangga, lebih kuat ketimbang Imin. Sehingga, agak tidak rasional jika bergabungnya Golkar ke KKIR sebatas partai pendukung Prabowo-Imin.

Menurut Adi, Golkar tidak akan rela. Karena hal itu sama saja merendahkan Golkar. Mengingat, Golkar adalah parpol yang elektabilitas suaranya masuk tiga besar. Bahkan hasil Pileg 2019 Golkar suaranya cukup signifikan. “Kalaupun tetap gabung ke KKIR, seharusnya Airlangga cawapresnya Prabowo, harga mati,” ulas Adi.

Baca juga : Rio Prayogo: Bisa Tutupi Kelemahan Di Kelompok Tengah

Bicara cawapres Prabowo, hampir semuanya ideal dan bisa melengkapi elektabilitas Prabowo. Namun, persoalan muncul ketika Prabowo nemilih nama-nama selain Imin, seperti Mahfud MD atau Khofifah Indar Parawansa. Karena sangat mungkin PKB akan hengkang dari KKIR.

“Jadi rumit. Satu sisi prabowo butuh Muhaimin Iskandar. Terutama untuk mengkonsolidasi kekuatan PKB dan NU di Jawa Timur. Namun, satu sisi lainnya, Muhaimin elektabilitasnya gak signifikan jadi wakilnya Prabowo,” pungkas Adi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.