Dark/Light Mode

Soal Pertemuan Nasdem-PKS, Banteng Nggak Mau Pusing

Minggu, 3 November 2019 06:40 WIB
Hasto Kristiyanto (Foto: Ade Alkautsar/RM)
Hasto Kristiyanto (Foto: Ade Alkautsar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - PDIP nggak mau ambil pusing dengan pertemuan Partai NasDem dan PKS. Alasannya, partai berlambang Banteng ini tidak bisa mencampuri urusan partai lain. 

Hal ini diutarakan Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto. “Setiap partai punya kedaulatan di dalam menentukan arah dan strategi politiknya, kami tidak bisa mencampuri atas apa yang dilakukan partai lain,” kata Hasto, di Jakarta Pusat, kemarin.

Dalam pertemuan itu, PKS dan Nasdem menjalin kerja sama untuk lebih memantapkan proses checks and balances dalam sisten demokrasi kita. Hasto melanjutkan, pertemuan PKS-Nasdem menjelaskan soal fenomena partai politik yang ingin mencapai tujuan masingmasing. Seperti halnya PDIP yang memiliki tujuan untuk kerakyatan.

“Jadi pertemuan itu menunjukkan bahwa setiap partai punya strategi, punya cara di dalam menunjukkan seluruh arah politiknya, tetapi kalau bagi PDIP dengan sebuah identitas, ideologi yang fokusnya adalah kerakyatan, kebangsaan dan membangun makmur dan berkeadilan,” ucapnya.

Baca juga : Airlangga Minta Negara ASEAN Persempit Kesenjangan

Selain itu fokus yang PDIP saat ini adalah bagaimana memperkuat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Kh. Ma’ruf Amin. Mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin itu yakin PDIP yang fokus terjun ke masyarakat dan mengawal pemerintahan dapat menciptakan keselarasan untuk mencapai tujuan kebangsaan.

“Skala prioritas kami adalah bergerak ke bawah. Jadi manuver dan pergerakan politik PDIP ke bawah untuk memberikan dukungan terhadap kabinet baru yang terbentuk ini, memberikan dukungan kepada pemerintahan Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin. Sehingga apa yang dicitacitakan bersama dapat dicapai sepenuhnya,” tutur Hasto.

Sebelummya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menjelaskan bahwa pertemuan Surya dengan Sohibul sebatas membangun silaturahmi dan komunikasi politik semata. Menurutnya, tidak ada perlu dimaknai partainya akan menjadi oposisi karena kerangka politik yang diambil saat ini untuk bangsa dan negara.

“Kerja sama politik, komunikasi politik tentu bisa dilakukan oleh siapa saja. Yang tidak etis itu ketika NasDem berbicara lain di depan lain, di belakang. Toh sebelum ketemu dengan PKS, NasDem sudah komunikasi dengan presiden,” ujarnya.

Baca juga : Bertemu Paloh, Presiden PKS: Nggak Ngomongin Politik

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pertemuan antara Partai Nasdem dan PKS adalah hal yang lumrah terjadi. Ia menganggap dengan adanya pertemuan tersebut keduanya menunjukan kedewasaan dalam berpolitik.

“Nasdem dan PKS telah menunjukkan kedewasaan berpolitik, sudah semestinya inisiatif Nasdem ini menjadi contoh virus positif untuk elite politik lainnya untuk tetap membangun silaturahmi kebangsaan untuk menjamin keadaban berpolitik di negeri ini,” kata Pangi.

Menurutnya pertemuan elite politik antarpartai jangan cepat dimaknai sebagai upaya membentuk poros kekuatan politik baru untuk kepentingan politik jangka pendek. Bahkan pertemuan elite politik partai Nasdem dan PKS bisa dipandang sebagai bentuk kedewasaan berpolitik meski berada pada kutub politik yang berbeda.

“Sumbatan komunikasi ini jangan dikait-kaitkan dengan ideologi partai karena secara faktual ideologi telah memudar hampir di semua partai politik, bahkan kita lebih berani mengatakan, tidak ada satu pun partai yang punya ideologi, sehingga tidak ada alasan bagi partai untuk menutup diri untuk berkomunikasi dengan partai mana pun,” ujarnya.

Baca juga : Nadiem Nggak Takut Gagal dan Dipermalukan

Dia menambahkan, kebuntuan dan ketegangan politik yang sifatnya temporal jangan sampai membatasi komunikasi antar partai. Justru menurutnya aneh jika ada elite partai yang menyimpan dan melestarikan dendam politik apalagi yang bersifat personal.

“Kader dan simpatisan membutuhkan contoh langsung dari para elitnya bagaimana harus bersikap pasca kompetisi, di mana kedewasaan politik harus diaplikasikan dan persatuan harus diutamakan,” ujarnya. [MHS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.