Dark/Light Mode

Markas 02 Dekat Rumahnya, Jokowi Terkekeh

Selasa, 15 Januari 2019 08:29 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: IG Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Foto: IG Jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jokowi tak khawatir dengan keberadaan Posko Pemenangan Prabowo-Sandi, di dekat rumahnya di Solo. Ditanya apakah keberadaan posko ini akan menggerus suaranya? Jokowi terkekeh-kekeh. Sejak masih wacana sampai akhirnya diresmikan pekan lalu, keberadaan Posko Pemenangan Prabowo-Sandi di Solo tak henti-hentinya menuai polemik. Kubu 01 dibuat gerah.

Kepala Staf Presiden yang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko sampai sewot saat diminta tanggapan soal ini. Bagaimana tidak panas, lokasi markas Prabowo-Sandi berada dekat rumah Jokowi di Solo. Kubu 02 dianggap sedang cari gara-gara.

Keberadaan markas pemenangan Prabowo-Sandi ini memang hanya berjarak 300 meter dari kediaman Jokowi. Tepatnya di sebuah ruko, di Jalan Mayjen Suprapto Nomor 53A Solo. Jumat (11/1) pekan lalu, markas ini diresmikan Djoko Santoso, Ketua BPN Prabowo-Sandi. Pemindahan markas pemenangan di Solo ini bukan tanpa alasan. BPN berharap bisa menggerus suara Jokowi di Jawa Tengah, terutama Solo yang selama ini dikenal sebagai kandang Banteng.

Baca juga : Debat Dengan Prabowo Jokowi Memilih Santai

Ditanya soal ini, Jokowi terkekeh. Menurut dia, warga Solo tidak akan mempermasalahkan keberadaan posko tersebut. Apakah akan menggerus suara 01? "Tidak semudah itu menggerus," kata Jokowi di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Senin (14/1).

Sebelumnya, Moeldoko mengomentari posko tersebut dengan nada sinis. "Yang di Solo itu? (Kami) tidak takut, cuma ganggu pemandangan saja," kata Moeldoko, akhir pekan lalu.

Keberadaan Posko Prabowo-Sandi di Solo, mendapat banyak respons dari kubu lawan. Jubir TKN Ahmad Basarah menilai, pemindahan markas itu sebagai perang urat syaraf yang dilakukan kubu Prabowo-Sandi. Menurut dia, pemindahan tersebut tak akan banyak berpengaruh.

Baca juga : Makan Siang Di Rumah Maruf, Jokowi Bicara Elektabilitas

Dalam sejarah pertarungan politik elektoral di Indonesia, Jawa Tengah tercatat sebagai kandang Banteng yang tidak pernah kalah sepanjang sejarah pemilu. Kandang Banteng ini, maksudnya basis suara PDIP.

Secara sosiologi politik, Jawa Tengah juga menjadi basis nasionalis Soekarnois dan Nahdliyin-warga Nadhlatul Ulama, yang diklaim merepresentasikan simbol nasionalis religius antara Jokowi-Ma'ruf. "Sehingga, kami tidak terlalu khawatir dan yakin basis pemilih kami di Jateng tetap aman," kata Basarah.

Terkait hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, keberadaan markas 02 justru akan memicu kader PDIP waspada. "Membangunkan kader dari tidur. Sudah saya sampaikan dulu, tidak ada yang ikhlas rumah kita diambil orang," kata Ganjar yang juga kader PDIP di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/1).

Baca juga : Olahraga Dan Runtuhnya Mahkota

Ganjar memprediksi masyarakat Jawa Tengah akan terus mendukung paslon nomor urut 01 untuk Pilpres 2019, karena elektabilitas Jokowi-Maruf di Jawa Tengah mencapai 60 persen. Sehingga, ia optimis menang meski kubu Prabowo-Sandi menggencarkan kampanye di Jawa Tengah.

Di lain pihak, Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry M Baldan meminta Moeldoko tidak berlebihan dengan kehadiran posko tersebut. Dia juga meminta kubu Jokowi-Ma'ruf, tidak mengklaim Solo sebagai kandang mereka. Sebab, daerah itu merupakan bagian dari Indonesia, sehingga sah-sah saja untuk kubunya mendirikan posko di sana.

Ferry juga mengutarakan niatnya sejak lama untuk fokus meraih banyak suara di wilayah Jawa Tengah. Mereka berencana memperbesar intensitas kampanye di wilayah yang identik dengan basis PDIP. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.