Dark/Light Mode

Puisi Doa Yang Ditukar

NU Terluka

Rabu, 6 Februari 2019 11:01 WIB
Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. (Foto: IG Fadli Zon)
Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. (Foto: IG Fadli Zon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Puisi Fadli Zon berjudul “Doa Yang Ditukar” menuai kontroversi. Banyak yang meyakini, puisi ini melecehkan Kiai Maimoen Zubair, yang keseleo lidah saat membacakan doa untuk Jokowi. Fadli pun banjir kecaman. Terutama dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU), yang terluka karena salah satu ulamanya dicela.  

Kritikan pertama datang dari Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasanah Subang Jawa Barat, KH Mochamad Abdul Mu’min. Abdul, yang merupakan pengurus NU Subang ini menilai, Fadli Zon sudah keterlaluan dengan terus mempolitisir doa Mbah Moen, sapaan akrab Kiai Maimoen. 

Menurutnya, puisi yang dibuat wakil ketua DPR itu merendahkan ulama. “Saya sudah baca puisi Fadli itu, dan isinya merendahkan ulama dengan mengatakan doanya ditukar. Para politisi jangan kurang ajar pada ulama. Pesantren itu sudah berumur ratusan tahun, sementara politisi baru lahir kemarin sore,” tegasnya. 

Perilaku Wakil Ketua DPR itu dianggapnya tidak menghormati ulama sepuh yang dihormati karena keilmuan dan kealimannya. Padahal, Rasulullah memerintahkan agar kita menghormati ulama, takdzim kepada ulama. Sebab, ulama adalah yang mengurus umat dan yang memerdekakan republik ini. 

Baca juga : Fadli Dibully & Dipuji

Abdul menyebut, akan sangat mengerikan jika seorang politisi kehilangan adabnya kepada ulama. Dia meminta politisi tidak memandang segala sesuatu dengan kebencian. “Setiap sesuatu jika dipandang dengan hati benci, jangankan yang salah, yang benar pun disalahkan,” tandasnya. 

Yang juga marah adalah Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid. Putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini juga menilai Fadli sudah keterlaluan. Alissa mempertanyakan siapa "kau" dan juga "bandar, pembisik, kacung, dan makelar" yang dimaksud Waketum Gerindra itu dalam puisinya. 

“Pak, yang anda “kau ­kau”­kan di sini siapa? Kyai Maimoen Zubair? Anda kan juga pernah salah & Anda minta maaf. Kepleset lidah Mbah Moen kesalahan manusiawi. Beliau ralat seperti anda ralat hoaks anda. Mengapa Anda menuduh Mbah Moen membegal doa?,” kritik Alissa lewat akun Twitter-nya.

Ia menambahkan, selama ini, ketika menyambangi Mbah Moen, Prabowo diterima secara baik­-baik. “Saya tidak pernah mengomentari pak @fadlizon sebelum ini. Namun kali ini kalau “kau” dalam puisinya adalah Mbah Moen, sudah keterlaluan menyindir Mbah Moen sebagai membegal doa. Pak @prabowo sebelum ini datang juga diterima Mbah Maimoen baik-­baik kok,” lanjutnya. 

Baca juga : Sering Dicaci Jarang Dipuji, Sri Mul Curcol

Alissa menegaskan dia tidak mempersoalkan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Jokowi dalam puisi ter sebut. Dia mengaku hanya ingin mengklarifikasi, apakah Fadli Zon menyindir Mbah Moen. “Concern saya hanya soal Kyai Maimoen Zubair,” tutupnya. 

Senada, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin juga menanyakan siapa sosok “kau” yang dimaksud dalam puisi Fadli. Lewat akun Twitter­nya @lukmansaifuddin, Lukman me-­mention akun @fadlizon. “Pak @fadlizon, agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi): apakah yang dimaksud dengan ‘kau’ pada puisi tersebut adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doa yang ditukar,” tulis Menag, Selasa (5/2). 

Fadli akhirnya membalas cuitan Menag dan Alissa. Dia menegaskan, bukan Mbah Moen yang dimaksud dalam puisinya. “Pak Lukman, jelas sekali bukan. Itu penguasa dan makelar doa,” tulis Fadli. 

Namun, Fadli tak memberi penjelasan lebih gamblang siapa penguasa dan sosok makelar doa yang dia maksud.

Baca juga : Susi Dorong UKM Ikut Ramaikan Bisnis Perikanan

Terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Arsul Sani menyebut puisi Fadli itu merupakan blunder bagi kubu Prabowo­Sandi. 

Puisi itu diyakini politikus PPP itu justru membulatkan dukungan kaum Nahdliyin kepada Jokowi-­Ma’ruf. “Di­-framing-­nya doa Mbah Moen oleh para pendukung Prabowo­-Sandi, termasuk via sajak oleh Fadli tersebut, dengan maksud untuk mengambil ceruk warga NU dengan menunjukkan bahwa Mbah Moen dukung Prabowo, justru merupakan blunder besar bagi paslon 02 tersebut,” ujar Arsul.  

Menurutnya, perbuatan Fadli Cs yang mem-framing dan membuat hoaks doa kiai paling senior dan sepuh di lingkungan NU itu, membuat kaim Nahdliyin sakit hati. “Ini menimbulkan kejengkelan yang luar biasa di kalangan kaum Nahdliyin. Termasuk, yang sebelumnya ragu-­ragu untuk mendukung paslon 01,” beber Arsul. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.