Dark/Light Mode

Bikin Puisi “Doa Yang Ditukar”

Fadli Dibully & Dipuji

Senin, 4 Februari 2019 11:28 WIB
Wakil Ketua Gerindra, Fadli zon. (Foto : IG @fadlizon).
Wakil Ketua Gerindra, Fadli zon. (Foto : IG @fadlizon).

RM.id  Rakyat Merdeka - Heboh doa Pilpres KH Maimun Zubair atau Mbah Moen yang salah menyebut nama Jokowi menjadi Prabowo masih ramai dibahas. Meskipun Mbah Moen sudah mengklarifikasi bahwa doanya itu untuk Jokowi. Dukungannya juga untuk Jokowi.

Soal ini makin ramai setelah Fadli Zon bikin puisi berjudul Doa Yang Ditukar, begini lengkapnya puisi Waketum Gerindra itu:

Doa sakral, seenaknya kau begal, disulam tambal, tak punya moral, agama diobral.

Doa sakral, kenapa kau tukar, direvisi sang bandar, dibisiki kacung makelar, skenario berantakan bubar, pertunjukan dagelan vulgar. Doa yang ditukar, bukan doa otentik, produk rezim intrik, penuh cara-cara licik, kau penguasa tengik.

Ya Allah, dengarlah doa-doa kami, dari hati pasrah berserah, memohon pertolonganMu, kuatkanlah para pejuang istiqomah di jalan amanah.

Puisi yang dibuat di Bogor, Jawa Barat itu mengundang kontroversi di dunia maya, lantaran judul dan isi beritanya multitafsir. Dari judul yang dituliskan sangat tendensius kepada seseorang.

Baca juga : Bikin Puisi "Tabok", Fadli Mancing Emosi

Gara-gara puisi itu juga Fadli Zon mendapatkan kritikan tajam dari warganet karena dianggap mengolok-olok doa dan ulama besar.

Tudingan itu disampaikan @Ariefwa- 73694363. “Sangat disayangkan tidak ada tata krama. Pilihan katanya tidak mencerminkan budaya Indonesia. Sebagai pejabat Negara seharusnya memberi contoh yang baik, walaupun menanggapi hal yang tidak baik,” kritinya.

@SATUNAMA mengatakan puisi yang dibuat Fadli Zon sama saja menyindir Kiai Mbah Moen. “Menyindir dan menghina kiai, seakan akan kiai tidak bisa salah ucap, jangan-jangan Ijtima’ ulama juga salah dan tertukar. Seyogyanya selaku pejabat publik tokoh yang dihormati komentar yang bijak. Misalnya Semoga doa salah ucap,” katanya.

Menimpali, @nar_dwi juga mengungkapkan hal yang sama. Katanya, puisi Fadli sama aja ngebully mbah kyai. “Usiamu setengah usia mbah kyai... Doa sesepuh dibuat olok-olok,” tudingnya.

Masih dengan narasi yang sama, @carlanox1 mengatakan jika sikap Fadli tidak mencerminkan seorang pejabat negara. “Doa pun diisi dengan kata kata makian... Gak takut dosa apa?” ujarnya.

@SaputraOvaldi menganggap sikap Fadli tidak etis menyindir doa yang diucapkan oleh ulama besar. “Prestasi nihil, sebagai wakil rakyat lu ngapain aja zong. Bikin puisi, mendingan lu jadi penyair aja. Heran ya lihat wakil rakyat yang satu ini. Panik ya.”

Baca juga : Sebut Petruk Jadi Raja, Fadli Di-bully

Sama, @mcssow menyarankan kepada Fadli untuk menjadi penyair daripada pejabat negara. “Kamu lebih cocok jadi pencipta puisi... Daripada pemimpin DPR RI...

“Jabatan yang mulia itu terlihat sangat sembarangan, kotor, tak bermoral dan tidak ada harganya, karena dipimpin manusia seperti kamu,” tulisnya.

Tak semua mengkritik Fadli, ada juga yang membelanya. Menurut @pudiyarsari, puisi yang dituliskan oleh Fadli tidak mengkritik ataupun menyindir kiai Mbah Moen tetapi menyindir pihak lain.

“Kalau saya sih malu minta dukungan maksa-maksa, sampe ngejar ke kamar lagi. Mbah yai orang baik.. Kami bangga dengan engkau. Tidak meralat sebenarnya, tapi karena ada yang minta-minta mikrofon minta ralat. Mbah yai menghormati tamu, ya sudah pura-pura didukung saja biar seneng,” belanya.

“Allhamdulillah, gak sia-sia gaji dipotong pajak tiap bulan untuk gaji Pemerintah dan DPR. Terima kasih Pak Fadli Zon sang wakil ketua DPR untuk puisinya, ini akan sangat berarti untuk rakyat Indonesia,” kata @adin_fahrudin.

Dukungan berikutnya datang dari @ Bagus1920. “Wiehh beri tepuk tangan buat wakil rakyat kita yang cerdas ini. Semoga hidup anda lebih baik untuk esok harinya,” katanya.

Baca juga : Wali Kota Semarang Serius Apa Bercanda?

Seperti diketahui, saat membaca doa, Mbah Maimun saat berdoa salah sebut nama Joko Widodo menjadi Prabowo Subianto.

Peristiwa ini terjadi ketika Presiden Jokowi menghadiri acara “Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju”, di Pondok Pesantren AlAnwar, Rembang, Jawa Tengah, Jumat kemarin. Dalam video itu, Jokowi yang duduk di samping Mbah Maimun tetap menundukkan kepala sambil mengangkat kedua tanganya.

“Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij’al ya ilahana,” demikian potongan doa pengasuh pesantren Al-Anwar Sarang itu yang viral di media sosial.

Potongan video doa Mbah Maimun yang viral itu bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih memiliki arti “ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin, Pak Prabowo, jadikan ya Tuhan kami.”

Karena viral, Ketua Umum PPP Romahurmuziy menyebut Kiai Maimun Zubair salah mengucap ketika berdoa. Menyebut nama Prabowo, padahal yang dimaksud Jokowi. “Beliau memang salah mengucap. Terbukti bahwa antara isi doa sebelumnya dan ucapan ‘Prabowo’ tidak ‘nyambung’,” kata Rommy, sapaan akrabnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.