Dark/Light Mode

Debat Capres Jilid 2

Jokowi Semangat Dengan Prestasinya, Prabowo Asyik Saja Dengan Pikirannya

Senin, 18 Februari 2019 06:57 WIB
Capres 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres 02 Prabowo Subianto (kanan). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
Capres 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres 02 Prabowo Subianto (kanan). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Prabowo mendapat giliran pertama memaparkan visi misi. Kata dia, untuk menjadi negara berhasil bangsa Indonesia harus sungguh-sungguh membangun kemandirian dan harus berdiri di atas kaki sendiri. Prabowo menyatakan infrastruktur, pangan, energi dan lingkungan hidup bisa dikatakan inti masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, Indonesia harus swasembada pangan, energi, dan air.

Sementara Jokowi lebih membanggakan capaian kinerjanya. Di bidang infrastruktur, Jokowi memamerkan pembangunan jalan ribuan kilometer di pedesaan dari dana desa.

Di lingkungan hidup, dia misalnya memamerkan usahanya mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Kata dia, pada 2014 terjadi kebakaran hutan yang besar. Kini sudah bisa diatasi. "Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi kebakaran lahan hutan, kebakaran lahan gambut," kata Jokowi.

Baca juga : Prabowo Tak Akan Menyerang

Setelah pemaparan visi misi, sesi selanjutnya menjawab pertanyaan dari para panelis. Debat dipandu Tomy Tjokro dan Annisa Dasuki. Di sesi kedua, Jokowi yang mendapat giliran pertama menjawab. Di sesi ini, Jokowi mendapat pertanyaan soal pembangunan infrastruktur.

Bagaimana meningkatkan konektivitas negara demi meningkatkan daya saing. Dia menjawabnya dengan memamerkan capaian pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah selama empat tahun terakhir. Membangun jalan tol, pelabuhan dan bandara. Tujuannya agar konektivitas antar pulau, provinsi dan kabupaten, kota tersambung dengan baik.

Jokowi menekankan, tanpa infrastruktur akan sulit mengejar daya saing. Prabowo lalu menanggapi jawaban Jokowi dengan menyampaikan kritik. Dia bilang, sejumlah pembangunan infrastruktur kurang efisien. Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan grasa-grusu dan tanpa feasibility study yang benar.

Baca juga : Prabowo Senam Bareng Ribuan Emak-Emak Di Rumahnya

Akhirnya, banyak pembangunan infrastruktur yang malah bikin rugi dan sulit dibayar. Contohnya LRT Palembang. "Infrastruktur harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur," cetusnya.

Prabowo juga menyoroti pembangunan infrastruktur yang berujung pada konflik agraria di masyarakat.

Mendengar kritikan itu, Jokowi menggeleng-gelengkan kepala. Hingga tiga kali. Jokowi kemudian menepis tuduhan itu. Kata dia, apa yang dilakukannya sudah lama direncanakan. Soal LRT Palembang, Jokowi bilang butuh waktu. Mengubah budaya naik mobil sendiri ke transportasi massal butuh waktu sekitar 10-20 tahun.

Baca juga : Rommy: Jokowi Unggul Di Infrastruktur & Energi

"Kalau masih belum ramai, ya memang masih baru. Baru 6 bulan," kata Jokowi. Soal konflik agraria, Jokowi mengatakan, dalam 4,5 tahun ini sudah tidak ada lagi konflik agraria. Tidak ada lagi konflik karena pemerintah menerapkan kebijakan ganti untung bukan ganti rugi untuk pembebasan lahan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.