Dark/Light Mode

Gerindra Pede Prabowo Tidak Akan Ditendang

Rabu, 1 Juli 2020 06:47 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Foto: Humas Kemenhan)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Foto: Humas Kemenhan)

 Sebelumnya 
“Biarlah Pak Presiden yang menilai apakah kementerian yang diberikan kepada Gerindra itu mempunyai nilai yang baik atau tidak. Itu kami serahkan sepenuhnya kepada Pak Presiden,” ucap Wakil Ketua DPR itu.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono. Kata dia, reshuffle itu hak prerogatif Presiden. Terpenting Gerindra telah memberikan kader terbaik yang dimilikinya untuk membantu Jokowi demi kepentingan berbangsa dan bernegara yang lebih besar.

“Menurut saya, Pak Prabowo dan Pak Edhy selama ini juga sudah berupaya memberikan kinerja yang terbaik yang mereka miliki, untuk kepentingan tersebut. Dan tentu saja Presiden seba gai pimpinanlah yang memiliki hak untuk menilai,” kata Sugiono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Wow, Prabowo Sudah Nekat Pergi Ke Rusia

Meski begitu, dia mengaku wajar bilamana Jokowi mengevaluasi pembantunya yang tak bisa menerjemahkan kemauannya. Apalagi dalam sebuah organisasi pemerintahan.

“Menurut saya pribadi, kalau seorang pemimpin marah dalam mengevaluasi kinerja timnya, ya lumrah. Karena pemimpin pasti menginginkan output yang terbaik. Sebagai Presiden, Pak Jokowi juga pasti menginginkan kinerja yang terbaik dari menteri-menterinya,” pungkas Sugiono.

Terpisah, Ketua DPP Gerindra Habiburokhman mengaku jabatan menteri sepenuhnya ada di tangan Jokowi. Gerindra sedari awal tidak pernah terpikirkan bakal diamanahkan dua pos menteri sekaligus. “Kami nggak pernah memikirkan jabatan menteri itu sampai lima tahun atau tidak,” kata Habib, kemarin. Baginya, apa yang diamanahkan Jokowi bakal dibayar tuntas oleh Prabowo dan Edhy.

Baca juga : Pilih Ngurus Buruh, Poyuono Tidak Datang ke Sidang MK

Dia menegaskan, Jokowi tidak akan menyesal mengajak Prabowo dan Edhy menjadi pembantunya. “Yang terpenting duo Prabowo di kabinet melakukan kerja-kerja terbaik untuk bangsa dan negara,” tukas Habib.

Terkait dengan penilaian, bila kinerja Prabowo kurang terdengar saat pandemi Covid-19 ini, Habiburokhman enggan berkomentar. “Kami tidak mau bicara politik. Kita bicara ketatanegaraan, penentuan jabatan menteri murni hak Presiden,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPR ini memahami alasan Jokowi sampai marah. Mengingat, beban Presiden amat berat sebagai penanggung jawab tertinggi penyelenggaraan pemerintahan. “Jangan salah memahami, kemarahan beliau itu bukan personal terhadap orang tertentu. Tapi lebih pada mengingatkan secara umum,” tegasnya.

Baca juga : BSSN Pastikan Data Pasien Covid-19 Aman

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin membenarkan, bila kedua kader Gerindra bakal aman bila ada reshuffle. Acuannya, bukan pada kinerja, tapi soal politik. “Kalau keduanya di-reshuffle, Jokowi akan menambah musuh baru. Bukan menambah kawan,” elaknya, kemarin.

Menurutnya, kesepakatan politik di Pilpres 2019 lalu membuat Gerindra percaya diri bahwa Prabowo dan Edhy tak akan ditendang. Keduanya akan saling menjaga selama lima tahun. Artinya Prabowo dan Edhy akan aman. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.