Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sebut Petruk Jadi Raja, Fadli Di-bully

Minggu, 18 November 2018 07:41 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon (Foto: Twitter @fadlizon)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon (Foto: Twitter @fadlizon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gara-gara poster kampanye bergambar Presiden Jokowi bermahkota, kubu Jokowi-Ma'ruf jadi bulan-bulanan. Kemarin, Waketum Gerindra Fadli Zon ikutan menyindir. Sambil menyisipkan tagar #PetrukJadiRaja, Fadli bertanya, apa ada yang ingin menjadikan Jokowi sebagai raja, sehingga dibuat poster gambar raja?

Gara-gara ini, Fadli pun di-bully. Atribut kampanye bergambar Jokowi bermahkota, memang bikin heboh sepanjang pekan kemarin. Bikin heboh, karena tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Sampai puluhan ribu. Gambar poster sebenarnya biasa saja. Memuat gambar Presiden Jokowi saat mengenakan baju adat lengkap dengan mahkota. Di atasnya tertera tulisan "Ayo Kita Bekerja Untuk Rakyat". Disertai gambar PDIP dengan nomor urut 3.

Poster itu kemudian dikenal sebagai poster Raja Jokowi. Hanya saja, PDIP merasa tak memasang poster tersebut. Begitu juga tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf yang lain. PDIP pun curiga, poster itu dipasang sebagai alat kampanye hitam. Menunjukkan Jokowi sebagai raja. Namun, dari hasil investigasi diketahui, alat peraga kampanye (APK) itu ternyata dipasang oleh pendukung Jokowi. Namanya,  relawan Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI).

Insiden Raja Jokowi ini langsung disambut kubu Prabowo-Sandi. Pagi-pagi buta, Waketum Gerindra Fadli Zon langsung menyarangkan kritikan kepada kubu Jokowi-Ma'ruf di akun Twitter miliknya, @fadlizon. Apakah ada yang ingin RI menjadi kerajaan sehingga harus membuat poster Raja? Tentu ini bertentangan dengan konstitusi kita ya? Apalagi ini tak ada nasab/trah keturunan Raja. Inilah bahayanya Petruk Jadi Raja, cuit Fadli pada Sabtu (17/11).

Baca juga : Soal Bendera Tauhid, Bos NU Bicara Keras

Di cuitan ini, Fadli menyisipkan tagar #petrukjadiraja. Fadli memang tak menyebut nama Jokowi di cuitannya. Namun, warganet tampaknya memahami siapa yang dimaksud Wakil Ketua DPR ini.

Sekadar tahu saja, lakon "Petruk Jadi Raja" adalah kisah klasik dalam pewayangan. Dalam bahasa Jawa, lakon ini dikenal sebagai "Petruk Dadi Ratu".  Petruk adalah salah satu tokoh Punawakawan. Lakon ini awalnya bercerita tentang simbol ketidakmampuan seorang pemimpin mengurus negara. Akhirnya Petruk, simbol rakyat jelata, protes dan mau jadi raja. Jongos akhirnya beneran jadi raja.

Namun, setelah Petruk duduk di singgasana, keadaan tak malah jadi membaik. Raja-raja lain ikutan resah karena ulah Petruk yang semau-maunya. Para ksatria melawan, tapi tak bisa yang sanggup yang mengalahkan Petruk. Hingga akhirnya, Semar sendiri yang turun tangan menyadarkan anaknya itu.

Sampai Sabtu (17/11)  malam, cuitan Fadli ini sudah diberi tanda suka oleh 3,7 ribu tanda suka dan 1.186 yang me-retweet. Sebanyak 926 membalas dengan komentar.

Baca juga : Bicara Genderuwo Politik, Prabowo Jadi Penakut

Tanggapannya beragam. Ada yang setuju, tak sedikit yang kontra. Tak sedikit juga yang mem-bully Fadli. Pemilik akun @prasodjo_agus menyebut Fadli tidak mengetahui filosofi lakon Petruk Dadi Ratu. Menurut dia, lakon tersebut adalah filosofi tentang semangat rakyat biasa untuk bisa jadi pemimpin.

Pernyataan nasab Raja dalam lakon Petruk Dadi Ratu tidak ada relevansinya, Bung, cuit Agus. Petruk jadi raja itu lebih baik dari pada genderuwo jadi wakil ketua DPR, celetuk @Agungmaulana. Senada disampaikan Gandha Hari Laksana. Dia bilang cerita Petruk Jadi Raja adalah cerita bagus.

Karena dalam cerita, Petruk lah yang menyelamatkan Astina dari perusak negara. Anda tahu gak sih ceritanya, tanya Laksana sambil me-mention akun Fadli Zon. Sementara menurut tafsir @rakyatKritis, lakon Petruk Dadi Raut itu intinya adalah negara kacau- balau. Pemilik akun @irwandi_irw geleng-geleng kepala dengan perdebatan di masa kampanye ini. Dia berharap dua kubu bisa lebih dewasa.Terus terang, lihat Twitter isinya isinya banyak negatif. Kenapa tidak adu gagasan aja biar Indonesia Bermartabat, cuitnya.

Terkait hal ini, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf, Erick Thohir menepis tuduhan Fadli. Erick bilang, kalau Jokowi berperilaku sebagai raja, dia akan jadi orang pertama yang akan mundur. Erick menegaskan, sistem negara Indonesia adalah negara demokrasi. Pemilihan presiden, kata Erick, hanya dibatasi sebanyak dua kali.

Baca juga : PPP Humphrey Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi

"Saya rasa sistem negara kita demokrasi. Pemilihan presiden itu dibatasi dua kali. Jadi, saya agak bingung kok tiba-tiba jadi raja. Mungkin kalau dia (Jokowi) jadi presiden seumur hidup atau jadi raja, ya mungkin saya orang pertama yang mundur dari TKN karena saya percaya demokrasi," kata Erick.

Senada disampaikan Jubir TKN Jokowi-Maruf Ahmad Basarah. Kata dia, poster Jokowi bermahkota bukan berasal dari tim kampanye nya. Basarah mengatakan,Jokowi merupakan capres, bukan calon raja. "Karena secara filosofi sistem pemerintahan Indonesia adalah republik, dan Pak Jokowi menyadari betul bahwa ia sedang diusung jadi presiden bukan sebagai calon raja," kata Basarah di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11).

Basarah memastikan, alat peraga kampanye Raja Jokowi berasal dari pihak lain. "Sekarang, kami sudah meminta teman-teman di Jateng untuk mengusut siapa yang membuat dan memajang poster-poster, yang bukan alat peraga resmi yang dikeluarkan tim kampanye nasional," jelas Basarah.

Ia melanjutkan, tim kampanye Jokowi meminta kepada aparat penegak hukum, untuk menjerat pihak yang mengeluarkan alat peraga kamapanye tersebut. Jubir Prabowo-Sandi Andre Rosiade mengatakan, Jokowi memang tak pantas dijadikan raja. Mengingat, seorang raja haruslah selalu menepati janjinya kepada rakyat. "Orang janjinya banyak yang tak ditepati kok. Gimana mau jadi raja. Raja itu kan perintahnya titah. Janjinya bisa dipegang. Tapi faktanya, kan janjinya banyak yang tidak ditepati," kata Andre. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.