Dark/Light Mode

Politik Dinasti Bisa Lahirkan Pemimpin Tidak Berkualitas

Minggu, 18 Oktober 2020 05:55 WIB
Ilustrasi. (Istimewa)
Ilustrasi. (Istimewa)

 Sebelumnya 
Selama ini, lanjut Saiful, demokrasi tidak bisa mencegah penerapan politik dinasti sejauh masyarakat mendukung yang bersangkutan. Akumulasi sumber daya ataupun korupsi bisa dilakukan siapapun, baik yang berpolitik atas dinasti maupun bukan.

“Ini persoalan rule of law dan berlaku bagi siapapun dan bukan persoalan demokrasi. Sebuah kenyataan bahwa politik dinasti dalam demokrasi melahirkan kekuasaan yang korup,” ujarnya.

Baca juga : Andika Tidak Suka

Salah satu cara mencegah maraknya politik dinasti, yakni menolak dan melawan politik dinasti itu sendiri. Seperti tidak memilih calon-calon yang memiliki hubungan kekerabatan dengan kekuasaan publik.

“Menolak dan kampanye melawan politik dinasti agar calon yang punya ikatan dinasti tersebut tidak menjadi pejabat publik. Semua karena adanya kekhawatiran, dengan kemungkinan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan,” ujar Saiful.

Baca juga : Pemimpin Sebagai Pelindung Rakyat (3)

Menurutnya, melawan politik dinasti seperti juga melawan politik lain yang menghambat bagi perbaikan kualitas kepemimpinan nasional maupun daerah dan bagi perbaikan kualitas pelaksanaan demokrasi.

“Semua adalah langkah yang sah secara demokratis dan mendesak dilakukan oleh semua pihak yang peduli dengan kualitas kepemimpinan publik dan demokrasi secara umum,” katanya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.