Dark/Light Mode

Sibuk Kampanyekan Jokowi-Prabowo Di 2024

Qodari Dijewer PDIP Dan Gerindra

Selasa, 13 April 2021 07:00 WIB
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

 Sebelumnya 
Sebanyak 24,5 persen responden menyebut nama Prabowo. Sementara Jokowi yang kini memasuki periode kedua kepresidenan menempati urutan kedua dengan elektabilitas 18,5 persen.

Di urutan ketiga, ada nama Gubernur Jawa Tengah yang juga politikus PDIP Ganjar Pranowo dengan 16 persen. Kemudian ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 13,3 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 12,5 persen.

Namun, saat Prabowo disandingkan bersama kalangan tokoh partai politik, Ketua Umum Partai Gerindra itu berada di posisi kedua dengan elektabilitas 15,6 persen.

Baca juga : Jokowi-Prabowo Apa Akan Terwujud Di 2024

“Elektabilitas tokoh parpol, di sini Ketum Golkar Airlangga Hartarto 17,6 persen, lalu ada Prabowo Subianto, Ketum Gerindra 15,6 persen,” kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam jumpa pers daring, kemarin.

Survei ini dilakukan via telepon pada 29 Maret-4 April 2021 dengan melibatkan 1.260 responden dari 34 provinsi. Kunto menerangkan, dalam melakukan survei tersebut, pihaknya memberikan pertanyaan terbuka kepada para responden. Sehingga para responden kemudian memberitahu capres favorit mereka untuk pilpres mendatang.

“Itu pertanyaan terbuka, dan kita tidak mengarahkan,” ujar Kunto sambil menjelaskan bahwa nama Jokowi masih masuk dalam hasil survei terbaru mereka.

Baca juga : Jokowi Dan Prabowo Jadi Saksi Pernikahan Atta Dan Aurel

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi, Haris Hijrah Wicaksana mensinyalir, wacana presiden tiga periode datang dari kelompok yang tidak suka dengan Presiden Jokowi.

Sebab, tidak memungkinkan jabatan presiden tiga periode. Lagipula, Jokowi sudah menegaskan bahwa takkan maju tiga periode.

“Karena aturan undang-undang jabatan presiden itu selama lima tahun, dan ayat selanjutnya hanya dua periode,” katanya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.