Dark/Light Mode

TKN: Klaim Kemenangan Tanpa Fakta Cederai Akal Sehat

Jumat, 19 April 2019 17:43 WIB
Paslon 01 Jokowi-Maruf usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum dan Sekjen Partai Koalisi di Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (18/4). (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)
Paslon 01 Jokowi-Maruf usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum dan Sekjen Partai Koalisi di Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (18/4). (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Empat kali sudah Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangannya di Pilpres 2019. Yang pertama dan kedua, dilakukan pada Rabu 17 April 2019, setelah pencoblosan. Kedua, pada Kamis 18 April 2019. Ketiga, 19 April 2019.

Semua deklarasi kemenangan itu dilakukan di rumahnya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Terkait hal ini, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, klaim kemenangan Prabowo berdasarkan hitung cepat internalnya, adalah langkah yang mencederai akal sehat.

Baca juga : Kementan Kembangkan Budidaya Jahe Merah Di Cilacap

Menurutnya, masyarakat tidak gampang untuk dibodohi.

"Jika memang hitung cepat internal mereka dapat dipercaya, seharusnya mereka berani menyampaikan ke publik tentang metodologi penelitiannya, berapa sampelnya, berapa jumlah TPS-nya dan sebagainya. Bukan menutup-nutupinya," tutur Ace dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/4).

Ace menambahkan, klaim kemenangan itu berpotensi mendorong pendukungnya untuk tidak siap menerima kekalahan dalam Pilpres ini, yang dinilai sudah berjalan dengan baik, aman dan lancar.

Baca juga : Putri Anwar Ibrahim Bikin Kesal Mahathir

"Ketidaksiapan menerima kekalahan, pada akhirnya dapat melahirkan ketegangan dalam masyarakat. Contohlah cara Pak Jokowi dalam menyikapi kemenangannya. Berdasarkan hitung cepat semua lembaga survei yang kredibel, Pak Jokowi menang. Namun, Pak Jokowi tidak mendeklarasikan kemenangan itu. Beliau menang tanpa ngesorake, dengan menunjukan jumawa. Beliau masih meminta masyarakat untuk bersabar," papar Ace.

Ditegaskan, langkah terbaik dalam hal ini adalah menunggu hasil resmi KPU, yang saat ini masih dalam perhitungan.

"Kita percayakan kepada KPU yang masih mengumpulkan formulir C1 di seluruh TPS. Walaupun kami tahu, bahwa dalam pengalaman hitung cepat, antara quick count dengan hasil resmi KPU tidak akan jauh berbeda hasilnya," tandas Ace. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.