Dark/Light Mode

Tanggapan Badan Geologi Kementerian ESDM

Gempa Kaur, Bengkulu Terjadi Akibat Reaktivasi Sesar

Rabu, 20 Februari 2019 12:33 WIB
Peta lokasi gempa yang menggoyang Kabupaten Kaur, Bengkulu, Rabu (20/2) pukul 01.46 WIB. (Foto: BMKG)
Peta lokasi gempa yang menggoyang Kabupaten Kaur, Bengkulu, Rabu (20/2) pukul 01.46 WIB. (Foto: BMKG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Kaur, Bengkulu digoyang gempa bermagnitudo M5,5 pada Rabu (20/2) pukul 01.46 WIB. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 101,63° BT dan 6,58° LS. Jaraknya 292 km baratdaya Kaur, Bengkulu. 

GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 101,75° BT dan 6,59° LS dengan magnitudo 5,0 Mw dan kedalaman 10 km. Sedangkan The United States Geological Survey, Amerika Serikat, menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 101,759° BT dan 6,595° LS pada kedalaman 10 km dengan magnitudo M5,1.

Baca juga : Ini Tanggapan Badan Geologi Soal Gempa Di Perairan Selatan Jawa Timur

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/2), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia, sebelah Barat Daya Pulau Sumatera. Kegempaan di Pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh penunjaman Sunda, di sebelah Barat Pulau Sumatera dan Sesar Besar Sumatera. 

Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa adalah Pulau Enggano dan Pesisir Barat Bengkulu dan Lampung. Secara litologi, Pulau Enggano disusun oleh batuan sedimen Tersier. Sedangkan pantai Bengkulu tersusun oleh konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu dan batugamping klasitik dari Formasi Bintuhan berumur Plio-Plistosen. 

Baca juga : Ledakan Di Mal Taman Anggrek Berasal Dari Pipa Gas

Khusus di Kota Bengkulu dan sekitarnya, Formasi Bintuhan ditutupi oleh pedataran luas alluvium berupa endapan kerikil, pasir dan lempung yang menempati pedataran pantai dan daerah aliran sungai.

"Gempa bumi berpusat di lempeng samudra Indo-Australia, di luar zona subduksi atau disebut gempa bumi outer rise. Gempa bumi diperkirakan terjadi akibat reaktivasi sesar yang disebabkan oleh litosfer samudera, yang mendekati zona subduksi dan menekuk ke dalam parit (trench) laut dalam. Berdasarkan GFZ dan USGS, sesar penyebab gempa ini mempunyai mekanisme sesar geser," jelas Badan Geologi.

Baca juga : Sungai Tak Dinormalisasi, Empat Kecamatan Di Jakarta Sering Banjir

Ditegaskan, gempa ini tidak menimbulkan tsunami. Karena walaupun gempa bumi berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya tsunami. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi terkait intensitas guncangan yang dirasakan serta kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Masyarakat juga diminta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.  [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.