Dark/Light Mode

Ngelak Soal Lokasi Real Count, BPN Cuma Bilang Ada di Tempat Aman

Kamis, 25 April 2019 19:41 WIB
Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan (Foto: Istimewa)
Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno ditantang membuka data real count yang mereka kumpulkan plus lokasi proses rekapitulasi suara. Namun, BPN terus mengelak.

Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan cuma menyatakan, pihaknya tidak membual. Dia justru meminta TKN tidak perlu risau.

“Enggak usah terlalu risau dan baper TKN. Kami tidak akan membual,” tegas Ferry, di Kantor BPN, Jalan Kertanegara Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).

Dia memastikan, BPN tak takut dengan tantangan TKN Jokowi-Ma'ruf untuk adu data. “Sudah, kalau dia punya data silakan, kami punya data. Kita bukan adu tesis. Adu data itu kan validitas dan pembuktiannya ketika ada di proses rekapitulasi,” tegas Ferry.

Terpisah, Juru Bicara BPN Andre Rosiade menyebut, sistem rekapitulasi penghitungan suara Pilpres berdasarkan dokumen otentik C1 milik mereka ada di tempat aman. “Tentu kami tempatkan di lokasi yang aman dan tidak gampang diakses pihak yang tidak berkepentingan," klaim Andre, saat dikonfirmasi, Kamis (25/4).

Baca juga : Tiang Listrik di Papua Barat Cuma Hiasan, Nggak Ada Setrumnya

Andre memastikan, formulir C1 terus berdatangan dari berbagai wilayah, untuk segera direkapitulasi. “Dari seluruh wilayah Indonesia terus berdatangan. Dikirim oleh DPD Gerindra se-Indonesia dan relawan-relawan pendukung Pak Prabowo,” tegas Andre.

Lucunya, Wakil Ketua BPN Mardani Ali Sera dan Juru Debat BPN Saleh Partaonan Daulay tak bisa menjawab lugas saat ditanya soal lokasi real count kubunya. Mardani bahkan mengaku sama sekali tidak tahu.

“Di BPN ada divisi yang bertugas mengurus real count internal. Saya kebetulan tidak ditugaskan di bagian itu. Tetapi saya yakin proses penghitungan real count pasti sedang dilakukan,” kata, Saleh kepada wartawan, Kamis (25/4).

Tantangan agar BPN membuka data dan lokasi real count dilontarkan Juru bicara TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Usman Kansong. Usman ragu atas keaslian data real count BPN. “Kalau benar terjadi (real count) dan ada, ya buka saja. Kalau tidak mau membuka, kita khawatir ternyata memang tidak ada,” ujar Usman, Kamis (25/4).

Ia pun membandingan sikap BPN dengan TKN. Usman menjelaskan, TKN transparan terkait dengan real count yang dilansir oleh pihak mereka. Bahkan, TKN memiliki war room atau pusat penghitungan suara yang dibentuk oleh pihaknya. War room tersebut terletak di lantai dasar Hotel Gran Melia, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Baca juga : Selama Pemilu, Pasokan dan Harga Pangan Tetap Aman

“Buktinya, kami melakukan secara terbuka, KPU secara terbuka. Bahkan lembaga-lembaga yang melakukan quick count sudah membuka bagaimana metode mereka,” tegas Usman.

Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto juga melontarkan tantangan yang sama. Dia juga meminta BPN menunjukkan tempat mereka mengolah data penghitungan suara yang katanya, memenangkan Prabowo-Sandi 62 persen.

Sebab, menurut dia, selama ini BPN terkesan menutup-nutupi proses dan lokasi penghitungan suara mereka. “BPN tidak kompak menyebutkan tempat dimana rekapitulasi dilakukan,” ujar Hasto di Jakarta, Kamis (25/4).

Karena itu, kata dia, wajar jika publik menuduh bahwa klaim kemenangan yang dilakukan hanyalah tindakan provokasi tanpa bukti. Stop klaim menang sepihak tanpa hasil rekapitulasi. PDIP mengingatkan bahwa nilai kejujuran merupakan satu indikator moral sederhana dalam politik.

Hasto pun mengundang perwakilan BPN untuk melihat sistem rekapitulasi pihaknya berdasarkan dokumen otentik C1. Setelahnya, Hasto berharap TKN bisa mampir ke pusat penghitungan suara BPN.

Baca juga : Terlihat Lesu di Deklarasi Ketiga Prabowo, BPN Bilang Sandi Masih Sakit

“Kami undang 5 personil, 2 dari BPN dan 3 dari pengamat politik, dan disaksikan oleh media dan perwakilan mahasiswa, untuk melihat pusat hitung suara kami. Lalu setelah itu giliran kami datang ke Pusat Hitung BPN. Biar rakyat tahu, mana yang klaim dengan bukti, dan pihak mana yang memprovokasi,” tantang Hasto.

Wakil Ketua BPN Priyo Budi Santoso menolak memenuhi undangan Hasto untuk melihat sistem rekapitulasi penghitungan suara pemilihan presiden berdasarkan dokumen otentik C1 di War Room TKN. “Terima kasih Mas Hasto, tapi lebih baik sekarang kami konsentrasi di tabulasi masing-masing,” ujar Priyo di Kantor KPU, Kamis (25/4). [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.