Dark/Light Mode

Sosiolog Pahami Perasaan Prabowo

Terima Kekalahan Itu, Pahit Jenderal

Senin, 20 Mei 2019 06:44 WIB
Capres 02 Prabowo Subianto saat mendeklarasikan adanya kecurangan perhitungan suara Pemilu 2019, di Jakarta beberapa hari lalu. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka).
Capres 02 Prabowo Subianto saat mendeklarasikan adanya kecurangan perhitungan suara Pemilu 2019, di Jakarta beberapa hari lalu. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka).

 Sebelumnya 
Hanya saja, Jokowi mengingatkan, pihak yang tidak puas harus menempuh jalur sesuai mekanisme Undang-Undang. Yakni dengan melaporkannya ke Bawaslu atau menggugat hasilnya ke MK. Apalagi ini sudah disepakati bersama-sama di DPR yang melibatkan semua perwakilan partai politik. Artinya, jangan menempuh cara yang inkonstitusional.

“Kita ini sudah menyelenggarakan Pemilu bukan sekali dua kali, dan prosesnya itu sudah jelas. (Pada) 17 April lalu rakyat sudah berkehendak, sudah memutuskan, ya kan setelah itu ada proses, proses perhitungan. Jangan aneh-aneh lah. Harusnya mekanisme konstitusional itu yang diikuti,” kata Jokowi.

Sejumlah netizen mengamini hal ini. Akun @Zarahsustra menilai, Prabowo cs perlu waktu. “Betul. Mereka lagi bergulat dengan penderitaan: dari sakit hati, kecewa, dan memikirkan uang ratusan miliar yang sudah dikeluarkan, serta utang biaya kampanye yang belum terlunasi.

Baca juga : Jokowi dan Prabowo Berjarak Hampir 16 Juta

Kita harus mengerti dan bersimpati dengan beban yang dipikul dari rasa kalah, meski tidak diakui,” cuitnya. Warganet dengan akun @erlangga_ id pun sama.

“Sebaiknya PS dihibur. Kasihan, dia cuma diperalat sengkuni & komplotan sapi,” sarannya. “Stop mewariskan olok-olokan buat generasi muda. Jadilah contoh yang baik,” timpal @faridisme.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief juga melontarkan sindiran menohok ke Prabowo. Awalnya, ia membela Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dianggap pengkhianat lantaran belakangan rajin berkomunikasi dengan kubu 01.

Baca juga : Prabowo Tipiskan Jarak, Tapi Masih Tertinggal 15,7 Juta

“Penghitungan suara berjenjang dari TPS, PPK, KPUD Kabupaten, KPUD Provinsi sampai final di KPU pusat itu apa hubungannya dengan AHY berkomunikasi dengan banyak tokoh untuk persatuan. Memangnya kalau AHY diam aja di rumah suara Pilpres akan berubah?” kicau Andi Arief di akun twitternya lewat akun @AndiArief_, Jumat lalu.

Andi menyebut, kekalahan itu memang menyakitkan. Tapi, mestinya kekalahan itu dijadikan ajang introspeksi diri.

“Kekalahan itu memang menyakitkan, apalagi berkali-kali. Kalau kita kalah, periksa diri sendiri kenapa bisa terjadi. Jangan-jangan memang kita tidak tahu bagaimana memenangkan pertempuran,” sindirnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.