Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sama-sama Patok Harus Capres

Banteng-Garuda Tak Bisa Satu Kandang

Rabu, 15 Maret 2023 08:18 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil mesra saat mendampingi Presiden Jokowi panen raya, di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3). (Foto: Setpres)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil mesra saat mendampingi Presiden Jokowi panen raya, di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3). (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah mencuatnya duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, muncul pertanyaan serius. Mungkinkah Gerindra dan PDIP berkoalisi? Jawabannya pasti sulit, karena Gerindra yang berlogo kepala Garuda, dengan PDIP yang berlogo kepala Banteng, sama-sama ngotot ingin kadernya jadi capres. Sehingga, kedua partai ini tak mudah ada di "satu kandang".

Wacana menduetkan Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024 sedang ramai usai keduanya tampil mesra saat mendampingi Presiden Jokowi panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3). Banyak analis menyatakan, jika duet ini terwujud, Prabowo-Ganjar akan sulit dikalahkan calon lain.

Masalahnya, PDIP, sebagai partai tempat bernaung Ganjar, sudah mematok bahwa siapa pun kader yang akan diusung di 2024 harus sebagai capres, bukan cawapres. Demikian juga dengan Gerindra, juga sudah mematok Prabowo harus menjadi capres.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, kader PDIP yang diusung harus menjadi capres sudah tidak bisa diganggu gugat. "Penawaran kerja sama tentu saja dalam rangka calon presiden berasal dari PDI Perjuangan," tegas Hasto, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (13/3).

Baca juga : Prabowo Capres Dengan Loyalis Tertinggi

Hasto lalu mengungkit amanat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT ke-50 PDIP, 10 Januari lalu. Ia menyebut, Mega telah menegaskan bahwa capres harus dari kader banteng.

Pasalnya, PDIP telah melakukan proses kaderisasi secara sistemik serta melakukan penugasan terhadap kader-kader, baik di tingkat nasional maupun daerah dalam perspektif yang ideal. "Partai mengusung calon presiden dari kader internal partai. Itulah yang diperjuangkan PDI Perjuangan," tegas Hasto.

Ketua Bapilu PDIP Bambang “Pacul” Wuryanto mengakui, duet antara Prabowo dan Ganjar punya peluang terwujud. Sebab, dalam politik, apapun bisa terjadi.

"Di dalam politik itu apa yang tidak mungkin? Selalu ada kemungkinan, ya toh? Dan kemungkinan itu kan diciptakan oleh para ahlinya. Dan ahlinya itu politisi," tutur Ketua Komisi III DPR ini, kemarin.

Baca juga : Litbang Kompas: Ganjar Pranowo Jadi Capres Paling Banyak Dipilih Gen Z

Hanya saja, sesuai arahan Mega, jika duet itu terwujud, kader PDIP yang akan menjadi capres. "Bu Ketum di dalam pidato beliau di ulang tahun kan mengatakan, kita akan mengusung capres dari kader sendiri," ucapnya.

Gerindra juga sama ngototnya bahwa Prabowo harus menjadi capres. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Dasco menegaskan, hasil Rapimnas Gerindra menjadi dasar patokan partainya untuk menentukan capres, dan itu adalah Prabowo.

"Ya saya pikir kan semua memang memiliki planning masing-masing. Kalau PDIP punya planning demikian, ya Gerindra juga punya planning sesuai mekanisme yang ada," tegas Dasco, kepada wartawan, di Kompleks Senayan, kemarin.

Terlebih, saat ini seluruh kader Gerindra satu suara mengusung Prabowo sebagai capres. "Saya pikir kan yang namanya politik saat ini kita di Gerindra sedang semangat-semangatnya dan amanat rapimnas Pak Prabowo calon presiden," kata Wakil Ketua DPR itu.

Baca juga : Bawaslu Satu Komando

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai, peluang duet Prabowo-Ganjar. Ia berharap, Ganjar mau menjadi cawapres. Sebab, bagi Gerindra, Prabowo menjadi capres adalah sebuah harga mati.

"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," kata Hashim, di Gedung Joang 45, Jakarta, Minggu (12/3).

Dengan kondisi ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat, peluang untuk menduetkan Prabowo-Ganjar sangat kecil. Dengan PDIP dan Gerindra ngotot mau posisi capres, Prabowo dan Ganjar sulit berada dalam “satu kandang”.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.