Dark/Light Mode

Kata Analis Politik

Kaum Milenial Kebal Isu Politik Identitas

Minggu, 26 Maret 2023 07:25 WIB
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/RM)
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bakal calon presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyebut, politik identitas sulit dihindari dalam Pemilu 2024. Apakah menguntungkan partai atau calon yang mengusung isu ini?

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menegaskan, isu politik identitas tidak menguntungkan siapa pun. Sebab, potensial memecah belah persatuan.

“Pernyataan Anies soal poli­tik identitas tak bisa terhindari dalam Pemilu 2024 bisa jadi bumerang. Mungkin maksudnya bukan yang memecah belah, tapi susah meluruskan sesuatu yang telah telanjur bergulir. Apalagi isu sensitif seperti ini,” kata Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Memang, masih ada sebagian pemilih yang menentukan pili­han berdasarkan ikatan primor­dial. Misalnya, kesukuan, etnisi­tas, bahkan agama. Namun, bagi pemilih pemula yang jumlahnya massif pada Pemilu 2024, kategori pemilih ini punya standar yang melampaui soal identitas yang melekat pada calon.

Baca juga : Pesan Menag di Hari Suci Nyepi: Kendalikan Diri & Hindari Politik Identitas

“Generasi milenial tak melihat latar belakangnya. Semua tetap Indonesia. Yang dilihat adalah track record dan gagasannya,” tandasnya.

Terpisah, mantan Ketua Umum PB HMI MPO Periode 2020-2022, Ahmad Latupono mengingatkan, Anies berhati-hati dalam berpendapat. Jangan sampai mengganggap biasa politik identitas yang membe­lah antara anak bangsa. “Stop pembelahan anak bangsa,” kata Ahmad kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ahmad mengingatkan, para pendiri bangsa sudah mengajarkan membangun negara di atas semua golongan dan agama. Bahkan, tokoh Islam yang mayoritas sudah arif dan bijaksana menjaga persatuan negara Indonesia.

Pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019 menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia. Diingatkan, Pemilu adalah ruang merebut dan mempertahankan kekuasaan secara bijaksana. Bukan jadi ajang membuka ruang perseteruan yang tidak produktif.

Baca juga : Tahun Politik, Wamenag Minta Ormas Cegah Praktik Politik Identitas

“Masyarakat sudah cerdas. Pilih pemimpin mana yang mampu menyatukan perbedaan dan yang mempunyai gagasan memajukan Indonesia,” pung­kasnya.

Sementara itu, relawan Anies dari Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) meluruskan pernyataan Anies. Ketua Umum GPMI, Syarief Hidayatullah mengatakan, Anies bukan mewajarkan apalagi menghalalkan politik identitas dalam meraih suara.

“Pak Anies tidak pernah mengatakan itu, apalagi menga­jarkannya kepada kami para relawan. Kita diminta tetap santun meskipun fitnah dan ca­cian datang bertubi-tubi,” kata Syarief kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Diungkapkan, selama kepe­mimpinan Anies di DKI, tegas Syarief, tak pernah ada suku dan umat agama lain yang merasa tertindas. Anies terbukti melind­ungi semua golongan. “Artinya, narasi ini memang terus diden­gungkan untuk memojokkan Anies,” tegasnya. ■

Baca juga : Anies Bisa Gandeng Khofifah Di Pilpres

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.