Dark/Light Mode

Kenapa NasDem Tidak Diundang Dalam Pertemuan Bos Parpol Di Istana? Ini Jawaban Jokowi...

Kamis, 4 Mei 2023 20:16 WIB
Presiden Jokowi (kanan) dan Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) saat mengunjungi Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi (kanan) dan Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) saat mengunjungi Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Absennya NasDem dalam pertemuan para bos parpol dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (2/4) malam, memunculkan tanda tanya besar.

Maklum, dari tujuh parpol koalisi, hanya NasDem yang tidak diundang. Ada apa gerangan? Kenapa Presiden Jokowi tak mengikutsertakan NasDem dalam pertemuan yang dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP?

Ditanya begitu, Presiden Jokowi tertawa kecil.

"Ya memang tidak diundang. NasDem itu, kita kan harus bicara apa adanya ya, kan sudah memiliki koalisi sendiri. Sementara gabungan partai yang kemarin berkumpul, itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain. Mestinya, ini kan memiliki strategi besar. Masak yang di sana tahu strateginya, kan nggak seperti itu," beber Jokowi, saat mengunjungi Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5).

Baca juga : Isu Monopoli Bisnis dan Peredaran Narkoba Di Penjara, Ini Klarifikasi Yayasan Jeera

Jokowi menambahkan, dalam politik, itu adalah hal yang lumrah. Wajar-wajar saja.

"Saya itu kan pejabat publik sekaligus pejabat politik. Jadi, kalau saya berbicara politik, ya boleh dong. Iya kan? Berbicara soal pelayanan publik, ya bisa dong. Memang itu tugas-tugas seorang presiden," papar Presiden ke-7 RI itu.

"Hanya memang, kalau sudah nanti ada ketetapan KPU, saya gitu (memperagakan aksi diam, Red)," pungkas Jokowi.

Untuk diketahui, saat ini, NasDem tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan PKS.

Baca juga : Pusing Jawab Pertanyaan Horor Lebaran? Ini Tipsnya...

Sementara Gerindra dan PKB, telah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Sedangkan Golkar, PAN, dan PKB mengikat diri dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). 

Rabu (3/4), dalam pertemuan di Resto Plataran Senayan Jakarta, Golkar dan PKB bersepakat menjadi koalisi inti atau motor penggerak Koalisi Besar atau Koalisi Kebangsaan, yang merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). 

Terbentuknya koalisi inti ini disambut positif oleh PAN. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi meyakini, terbentuknya Koalisi Kebangsaan akan memberikan nilai positif di Pilpres 2024. Mulai dari memperbesar basis sosial dan konstituen, hingga menambah suara di Pilpres 2024.

Baca juga : Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Buat Makanan Olahan Ikan

"PAN senang dan gembira, jika rencana Koalisi Besar yang disebut Koalisi Kebangsaan dapat terwujud," kata Viva dalam keterangannya, Kamis (4/5).

"Pasangan calon yang diusung memiliki potensi besar, untuk memenangkan Pilpres 2024. Pergerakan di lapangan, juga menjadi menjadi lebih efektif, dan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan politik rakyat," jelas politisi asal Lamongan, Jawa Timur ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.