Dark/Light Mode

Disarankan Serius Maju Pilpres

Airlangga-Zul Jadian Aja Deh

Senin, 29 Mei 2023 07:30 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Foto: Instagram Zulkifli)
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Foto: Instagram Zulkifli)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keinginan Partai Golkar dan PAN membuat poros baru menuai reaksi positif. Kedua partai ini disarankan benar-benar serius maju di Pilpres 2024. Karena syarat dukungan sudah cukup, Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan, sebaiknya jadian deh...

Saat ini, duet Airlangga-Zul memang baru sebatas wacana. Kedua partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), belum resmi memutuskan untuk membentuk poros keempat di Pilpres 2024.

Namun, usulan menduetkan dua ketum parpol itu mendapat banyak dukungan. Apalagi kedua politisi senior itu sudah banyak pengalaman di bidang pemerintahan maupun legislatif. Airlangga-Zul dianggap pantas "naik kelas" dengan maju sebagai capres-cawapres.

Pengamat politik dan akademisi Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, harusnya Airlangga-Zul tidak usah gentar buat maju. Keduanya punya parpol yang bila berkoalisi sudah memenuhi persyaratan buat maju di Pilpres 2024.

Saat ini, Partai Golkar memiliki 85 kursi parlemen atau sebesar 14,78 persen. Sedangkan, PAN memiliki 44 kursi atau 7,65 persen jumlah total kursi di parlemen. Jika digabungkan, maka Golkar-PAN totalnya menjadi 129 kursi atau 22,43 persen jumlah total kursi di parlemen. Jumlah ini sudah melewati syarat mengajukan pasangan capres-cawapres yang diatur undang-undang sebesar 20 persen kursi legislatif atau 25 persen suara sah nasional.

“Secara presidential threshold sudah cukup 20 persen. Kalau mau di dorong ya nggak masalah, nanti jadi 4 capres. Semakin banyak semakin bagus, karena publik jadi banyak pilihan,” kata Ujang, saat dihubungi semalam.

Baca juga : Bilang Akan Ditembak Teroris Papua, Pilot Susi Air Muncul Lewat Video

Masalahnya, lanjut dia, baik Airlangga maupun Zulhas elektabilitasnya masih kecil. Keduanya terpaut jauh dengan 3 nama yang juga digadang-gadang bakal maju. Yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

“Sehingga keduanya harus bekerja keras untuk mendongkrak elektabilitasnya sampai hari pemungutan suara," ujarnya. 

Namun, bila Airlangga-Zul jadi maju, maka yang paling diuntungkan adalah Golkar dan PAN. Suara kedua partai di Pemilu 2024 bakal kedongkrak bila masing-masing bosnya ikut bertarung perebutkan kursi RI-1 dan RI-2.

Selain itu, majunya Airlangga untuk membuat internal Golkar solid. "Kalau sampai Airlangga itu tidak maju, maka internal Golkar akan berguncang. Bisa digoyang-goyang Airlangga, bisa juga isu Munaslub muncul lagi,” pungkasnya.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai efek ekor jas yang akan diterima Golkar dan PAN. Suara kedua partai itu bakal ikutan terdongkrak.

"Bisa dilihat ke PDIP, Gerindra, dan Demokrat. Itu nyata, dan tidak bisa dibantah. Itu adalah keuntungan kalau Golkar dan PAN duet," katanya.

Baca juga : Airlangga-Zulhas Bikin Poros Baru Ya

Namun selain masalah internal partai dan elektabilitas, lanjut Adi, Golkar dan PAN masih terbelenggu dengan bayang-bayang koalisi pro pemerintahan Joko Widodo. Sehingga keduanya cenderung menunggu arahan dan tidak bisa memilih jalannya sendiri.

"Padahal kedua ketum ini bisa memutuskan jadi tidaknya duet. Tapi overall secara realistis duetnya bisa diwujudkan," tutur Adi.

Sementara Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan bahwa secara institusional, suara Golkar dan PAN sudah lebih dari cukup untuk masuk ke arena pilpres. Menurutnya kedua partai tersebut, tinggal menentukan siapa yang bakal menjadi capres, dan siapa yang bakal menjadi wakilnya.

 “Menimbang elektabilitas kedua ketum ini belum memadai untuk bertarung dengan nama capres-cawapres mainstream,” ungkapnya.

Agung mengusulkan, sebaiknya Golkar-PAN cari calon alternatif. Kedua partai mencari figur yang punya elektabilitas setara dengan 3 kandidat yang lain.

“Ketum Golkar atau Ketum PAN akan lebih ideal jika maju sebagai cawapres. Namun kalau tidak, tetap berkoalisi tapi jagoannya berbeda,” nilainya.

Baca juga : Airlangga-Zulhas Kompak Di Amerika

Sebelumnya, Airlangga Hartarto dan Zulhas menunjukan momen keakrabannya saat berada di Amerika. Keduanya dikabarkan membahas wacana duetnya dalam Pilpres 2024, karena jumlah anggota Fraksi PAN dan Golkar di DPR telah memenuhi ambang batas syarat pencapresan 20 persen.

Sebelumnya, Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik Junaidi Rachbini menyambut baik soal poros baru Airlangga-Zulhas. Menurutnya, dengan berani maju mengusung kader sendiri, maka Golkar dan PAN bisa mendongkrak elektabilitas partainya di 2024.

"Maka salah satu cara untuk meraih penambahan kursi, ya berkiprah langsung dalam Pilpres dan bukan mengekor," ucap Prof Didiek, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin. 

Mantan anggota DPR dari PAN ini tidak mempermasalahkan bila elektabilitas keduanya masih kecil. Lagipula, dari 3 kontestan yang ada saat ini, semuanya belum berpeluang menang dalam 1 putaran. 

"Kalau partai tengah mengekor, maka akan mandek, kalau partai besar Golkar mengekor, maka tunggu kemerosotannya," terang Prof Didiek.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.