Dark/Light Mode

Ajak Elite Jaga Persaudaraan Hadapi Pemilu 2024

Puan Makin Bijak

Minggu, 2 Juli 2023 08:11 WIB
Ketua DPP PDIP Puan Maharani (Foto: Instagram Puan)
Ketua DPP PDIP Puan Maharani (Foto: Instagram Puan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Puan Maharani semakin matang dan bijak. Langkahnya untuk menjalin silaturahmi dengan berbagai kelompok, nyata. Dia juga terus menyerukan elite politik untuk menjaga persaudaraan bangsa menghadapi Pemilu 2024.

Ajakan Puan kepada para elite politik itu disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di Instagram pribadinya, @puanmaharaniri, kemarin. Ketua DPP PDIP ini berharap, Pemilu dapat terlaksana dengan riang gembira. Tidak memecah belah bangsa hanya karena kemenangan semata.

"Saya selalu berdoa, jangan sampai tahun politik yang akan segera kita hadapi ini membuat kita jadi terpecah belah. Hanya atas nama politik atau atas nama sesuatu hal yang ingin diraih," kata putri bungsu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini.

Dia meminta partai politik menunjukkan sisi positif dalam berpolitik. Bukan gondok-gondokan karena beda pilihan. Parpol harus bisa menunjukkan ke publik, berbeda pilihan boleh, tetapi harus tetap guyub.

"Kita boleh saja bertanding, tapi jangan lupa kita ini satu bangsa. Kita harus tetap menjaga etika kesantunan. Beda pilihan bukannya tidak boleh, tapi itu hal biasa saja," tambah Ketua DPR perempuan pertama ini.

Baca juga : Kapolri: Pemilu 2024 Sukses Patokannya

Untuk itu, Puan mengajak elite politik rajin duduk bersama. Menjalin tali persaudaraan dan kesatuan. "Alangkah indahnya dan ademnya kalau semua parpol atau tokoh-tokoh bangsa bisa duduk bersama membicarakan bagaimana keberlangsungan masa depan Indonesia ke depan," ucapnya.

Sebab, ditegaskan Puan, perjalanan Indonesia masih panjang. Tidak tamat di 2024. "Kita tidak cuma bicara itu stop sampai 2024. Namun bagaimana sesudah 2024. Itu kan yang paling penting sebenarnya. (Pemilu) 2024 penting, tapi yang paling penting adalah pasca 2024," imbuh cucu Bung Karno itu.

Puan bilang, perbedaan bukan penghalang untuk menjalin persatuan dan kesatuan. "Kita ini keluarga besar yang menjadi warga negara Indonesia. Saya minta rasa persaudaraan tetap tertanam walaupun pilihan kita beda," tandasnya.

Selaras dengan omongannya, belakangan ini Puan memang menunjukkan kearifan dalam berpolitik. Dia mampu menjembatani, bahkan menyusun kepingan-kepingan yang sebelumnya dianggap sulit untuk disatukan.

Misalnya, saat Puan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu. Ini merupakan pertemuan formal pertama antara PDIP dan Demokrat pasca Pemilu 2004.

Baca juga : Pemerintah Diminta Buat Rekayasa Kedaruratan Hadapi Puncak Haji Di Arafah

Puan juga mampu merajut kebersamaan dengan bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan. Dia bertemu dengan Anies usai melepar jumrah dalam rangkaian ibadah haji, di Guest House, Mina, Mekkah, Arab Arabia, Jumat (29/6) pukul 19.30 waktu setempat. Momen tersebut, sempat diabadikan lewat foto. Puan dan Anies terlihat akrab. Saat itu, Puan menyatakan, silaturahmi harus selalu dijaga.

Jauh sebelum itu, Puan juga sukses bertemu dengan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh. Padahal hubungan Paloh dengan Megawati diisukan sedang retak.

Pengamat politik Dimas Oky Nugroho menyatakan, Puan telah bertransformasi menjadi seorang tokoh pemimpin politik era baru. Khususnya pasca Ganjar Pranowo dideklarasikan sebagai bakal Capres PDIP.

"Kemunculan, kiprah, dan manuvernya dengan berbagai tokoh politik akhir-akhir ini menunjukkan karakter Puan sebagai pemimpin publik seperti reborn," ucap Dimas, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

"Di satu sisi terlihat tetap menjaga garis ideologinya tapi dengan gaya berpolitik yang lebih terbuka, inklusif, rekonsiliatif, kolaboratif, dan kekinian," sambung Dimas.

Baca juga : Perbedaan Pendapat Di Pemilu 2024 Jangan Membuat Politik Jadi Gaduh

Kata Dimas, transformasi Puan sangat dibutuhkan PDIP untuk keluar dari jebakan eksklusivisme partai besar. Sehingga PDIP mampu beradaptasi dengan perkembangan situasi ekonomi politik masyarakat yang dinamis dan tidak pasti. "Dari transformasi ini, yang diuntungkan bukan cuma Puan sendiri," ucapnya.

Sedangkan pengamat politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menilai, sosok Puan persis seperti ayahnya, almarhum Taufiq Kiemas, yang mampu merajut tali silaturahmi dengan siapa pun. "Dia mirip almarhum bapaknya yang bisa berkomunikasi lintas kekuatan," imbuh Kacung, kemarin.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.