Dark/Light Mode

Hasil Temuan PPATK Dari Pemilu Sebelumnya

Penukaran Uang Rp 50 Ribu Melonjak Jelang Pemilihan

Sabtu, 12 Agustus 2023 06:45 WIB
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. (Foto: Antara)
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap sejumlah pola transaksi janggal yang terindikasi pada masa pemilu. Mulai dari ramainya penukaran uang, hingga tingginya transaksi di masa tenang.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menduga, masifnya aktivitas penukaran uang di masa pemilu bagian dari money politics.

“Di minggu tenang ada penukaran Rp 113 miliar uang Rp 50.000-an dan Rp 100.000-an hanya dari satu calon,” ungkap Ivan, kemarin.

Baca juga : Andika Minta Para Capres Kompak Jaga Stabilitas

Temuan tersebut merupakan hasil penelusuran berdasarkan sampel 320 Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) yang melibatkan 1.022 peserta pemilu.

Ivan membeberkan temuan lainnya. Yaitu, transaksi terkait pemilu justru mel­onjak pada masa tenang, atau satu hingga tiga hari sebelum pemungutan suara.

Sebaliknya, menurut RKDK peserta pemilu, transaksi yang tercatat selama masa kampanye justru lebih rendah dibandingkan dengan masa tenang.

Baca juga : Pengalaman Kelola Perekonomian Nasional, Airlangga Capres Pilihan 2024

“Kalau transaksinya banyak di masa kampanye oke, untuk biaya kampanye, sewa gedung, beli makan, beli kaos, bayar macam-macam di masa kampanye. Tapi kenapa RKDK ini banyak bergeraknya di minggu tenang?” kata Ivan.

Menurut Ivan, PPATK menduga aktivitas kampanye para peserta pemilu didanai oleh sumber-sumber yang tak tercatat. Sumber dana itu bisa berasal dari pihak yang melakukan aktivitas ilegal. Seperti, pelaku illegal logging, pelaku il­legal mining, bahkan bandar narkotika.

“Kampanye tampak tidak didanai dari RKDK,” ujarnya.

Baca juga : Bank Mandiri Genjot Pembiayaan Kendaraan Listrik Melalui Kopra Dan Livin`

Ivan mengatakan, situasi ini terjadi karena aturan pemilu tak melarang ak­tivitas kampanye didanai dari sumber lain di luar RKDK.

“Jadi, orang mau nyumbang pakai apa-apa silakan saja, fatalnya kan di situ. Hasil narkoba masuk silakan saja, nanti dia pakai macam-macam silakan saja,” tutur dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.