Dark/Light Mode

Tangkal Hoaks, Prof Didik Usul KPU dan Bawaslu Manfaatkan AI

Minggu, 26 November 2023 18:30 WIB
Rektor Universitas Paramadina Jakarta Prof Didik J Rachbini (Foto: Istimewa)
Rektor Universitas Paramadina Jakarta Prof Didik J Rachbini (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Semakin mendekati hari pencoblosan Pilpres 2024, suasana politik semakin panas. Di media sosial mulai muncul berita bohong atau disinformasi, dan ujaran kebencian. 

Menanggapi suasana tersebut, Rektor Universitas Paramadina Jakarta Prof Didik J Rachbini berharap agar KPU, Bawaslu, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak hanya memberikan imbauan agar tidak membuat dan menyebarkan berita bohong atau hoaks.

“Diharapkan KPU, Bawaslu, dan KPI sebaiknya juga memberi infomasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara menangkal disinformasi,” kata Prof Didik, saat membuka kuliah umum tentang “Literasi Media Berbasis Politik - Strategi Komunikasi Politik: Menangkal Disinformasi dan Ujaran Kebencian dalam Pemilu 2024”, di Kampus Paramadina, Jakarta, Sabtu (25/11).

Baca juga : DKPP Imbau KPU Dan Bawaslu Jaga Integritas

Hadir sebagai narasumber Komisioner KPU Yulianto Sudrajat, Kabiro Humas Bawaslu Agung BGB Indra Atmaja, dan Komisioner KPI Tulus Santoso.

Prof Didik mengatakan, untuk menangkal hoaks, butuh kerja sama semua pihak. Seperti tindak pidana korupsi, tidak cukup hanya dikendalikan KPK, Kejaksaan, dan Kepolisian. Tapi butuh peran serta semua elemen.

Menurutnya, ada satu hal penting yang harus dilakukan, yakni bagaimana KPU dan Bawaslu juga menggunakan instrumen teknologi. Caranya, memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) dan big data untuk memantau disinformasi. “Dengan hadirnya teknologi, penyimpangan bisa dipersempit,” kata Prof Didik.

Baca juga : Jangan Cuma Nunggu, Pemerintah Kudu Manfaatkan OBOR Untuk Tarik Investor

Komisioner KPU Yulianto Sudrajat, menyampaikan, peran generasi Z dan milenial pada Pemilu 2024 amat menentukan postur kepemimpinan nasional. Pemilih diharapkan tidak memilih dengan emosional tapi dengan rasional.

“Peran besar media dalam memengaruhi opini dan perilaku politik masyarakat diakui dalam survei pada Oktober 2013, dengan 74 persen responden menyebut media memberi pengaruh terhadap preferensi pemilih, 8 persen menyatakan tidak berpengaruh, dan 18 persen tidak tahu/tidak menjawab,” katanya.

Yulianti menambahkan, informasi hoaks yang dikonsumsi kaum muda melalui media dapat mempengaruhi sikap politik dan arah dukungan pada pada pemilihan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.