Dark/Light Mode

KPU Panen Kritik

Debat Capres-Cawapres Layu Sebelum Ditonton

Minggu, 3 Desember 2023 08:20 WIB
Ketua KPU Hasyim Asy’ari. (Foto: Antara)
Ketua KPU Hasyim Asy’ari. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Di tempat terpisah, Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tak mempersoalkan keputusan KPU yang mengubah format debat Pilpres 2024. “Kami mengikuti keputusannya KPU saja, ya,” kata Gibran, singkat, saat ditanya awak media di Balai Kota Solo, Sabtu (2/12/2023).

Sementara itu, sejumlah aktivis pemilu rame-rame menyampaikan protes. Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini meminta KPU konsisten menjalankan aturan debat capres sesuai UU Pemilu Pasal 277 Ayat (1) dan Peraturan KPU (PKPU). Dari aturan itu disebutkan, debat Capres-Cawapres berlangsung lima kali. Meliputi tiga kali debat Capres dan dua kali debat Cawapres.

“Dari aturan itu, mestinya KPU konsisten saja melaksanakan apa yang sudah menjadi ketentuan,” ujar Titi.

Meskipun Capres diminta hadir, Titi menilai, debat tersebut seharusnya berlangsung antara Cawapres dan tidak melibatkan capres untuk menjawab. Titi menyarankan aga debat di Pilpres 2024 menarik, KPU mengembangkan format agar memberi kesempatan pendalaman kepada para panelis.

Baca juga : Pengamat: Bongkar Isi Kepala Calon, Debat Khusus Cawapres Perlu Digelar

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan ikutan bertanya-tanya. Kata dia, KPU terkesan membela salah satu paslon. Menurut Dedi, jika melihat profil para Cawapres, maka Gibran Rakabuming Raka lah yang paling tidak percaya diri melakoni debat. Mengingat lawan debatnya nanti merupakan tokoh-tokoh senior sarat pengalaman.

“Menurut saya KPU sedang merencanakan sesuatu yang buruk kalau sampai debat Cawapres dihilangkan, hanya kemudian ada debat Capres dan boleh didampingi oleh Cawapres,” sindirnya

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan, ikut angkat suara. Kata dia, kecurigaan KPU melindungi salah satu paslon cukup rasional. “Patut diduga ia tunduk pada intervensi kekuatan politik eksternal mereka,” kata Halili, dalam keterangan tertulis, Sabtu. “Format debat Pilpres 2024 jelas merupakan kemunduran,” imbuhnya.

Kader Muda Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen membandingkan Pilpres 2019 dengan 2024. Saat Pemilu 2019, kata dia, Kiai Ma’ruf Amin yang sudah sepuh saat menjadi Cawapres 2019, tapi berani tampil di sesi khusus debat Cawapres. Bahkan tampil dengan sangat baik.

Baca juga : 5 Kali Debat Harus Saling Mendampingi, Capres-Cawapres Diuji Kemesraannya

“Masak ada anak muda yang nggak berani tampil debat Cawapres sih? Masak sih kalah berani sama yg sepuh? Masak ada yg kayak gitu sih,” sindir Nadir lewat akun X @na_dirs.

Apa tanggapan KPU? Ketua Divisi Teknis KPU Idham Holik bergeming. Dia tetap dengan keputusan yang disampaikan Ketua KPU Hasyim Asy’ari pada Kamis (30/11/2023). Kata Idham, debat Capres digelar tiga kali dan debat Cawapres digelar dua kali. Namun, pasangan Capres-Cawapres harus hadir di setiap debat tersebut.

Idham mengatakan saat debat nanti, proporsi bicara lebih banyak Capres dari Cawapres. Begitu pun, kata dia, saat debat cawapres, proporsi bicara cawapres akan lebih banyak dari capres.

“Di setiap debat, rencananya akan didampingi oleh pasangan masing-masing. Misalnya pada saat debat Capres, aktor utamanya adalah Capres itu sendiri dalam menyampaikan pendalaman materi visi, misi, dan program pencalonan. Dalam debat ini, Cawapres hanya mendampingi saja,” kata Idham, kepada wartawan, Sabtu (2/12/2023).

Baca juga : KPU Revisi Jadwal Debat Capres-Cawapres 2024, Yuk Catat Tanggal Dan Lokasinya

Idham mengatakan hal itu tidak bertentangan dengan UU. Dia pun meyakini pasangan capres-cawapres dapat menerima hal tersebut. “Debat adalah sarana pendalaman visi misi dan program serta citra diri pasangan calon,” pungkasnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Minggu 3/12/2023 dengan judul KPU Panen Kritik, Debat Capres-Cawapres Layu Sebelum Ditonton

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.