Dark/Light Mode

Harus Dibiarkan Saling Sanggah

Debat Capres-Cawapres Jangan Jadi Ajang Curhat

Sabtu, 9 Desember 2023 08:56 WIB
Pasangan Capres-Cawapres saat hadiri deklarasi Pemilu damai. (Foto: Ist)
Pasangan Capres-Cawapres saat hadiri deklarasi Pemilu damai. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Usulan debat Capres-Cawapres hanya paparkan program kerja dan tanpa saling ada sanggahan ditolak banyak pihak. Debat Capres-Cawapres harus saling sanggah, bukan jadi ajang curhat.

Usulan saling sanggah dalam debat Capres-Cawapres pertama kali diusulkan oleh Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Drajat meminta sesi saling sanggah dalam debat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Sebab hal itu untuk memaksimalkan waktu agar Capres-Cawapres bisa menjelaskan gagasan dan program kerja.

Bahkan, politisi PAN itu mengakui pihaknya sudah mengusulkan hal ini dalam rapat antara tim sukses pasangan calon dengan KPU. "Memang ada usulan dari kita agar debatnya tidak menjadi saling sanggah. Jadi sesi saling sanggahnya kalau bisa dikurangi, atau dihilangkan,” kata Drajat kepada media, Rabu (6/12/2023).

Lebih baik, tambahnya, pasangan calon diberikan kesempatan lebih panjang untuk pendalaman kebijakan. "Supaya masing-masing pasangan Capres dan Cawapres  dapat menggali gagasan antar-kandidat," ucap dia. 

Merespons usulan ini, Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) tidak setuju. Wakil Kapten Timnas Pemenangan Amin, Nihayatul Wafiroh mengatakan, debat Capres-Cawapres harus tetap berisi saling sanggah. Jangan buat rugi masyarakat karena tidak mengetahui kualitas calon pemimpinnya. 

Baca juga : SPN Bagian Dari KSPI, Dukung Capres-Cawapres Jagoan Partai Buruh

Untuk itu, pihaknya menolak usulan debat tanpa sanggahan karena tak sesuai dengan peraturan KPU. "Tolak dong, kan kita mesti kembali ke PKPU yang tertulis debat," ucap politisi yang akrab disapa Nini itu. 

Menurut Nini, penyampaian visi misi bisa dilakukan melalui kampanye, dan menjadi keharusan yang dibebankan pada masing-masing paslon. Maka, debat Capres-Cawapres tidak semestinya banyak bicara soal visi-misi yang dijanjikan.

“Penyampaian visi dan misi itu tanggung jawab pribadi tiap paslon,” jelas politisi PKB itu. 

Senada dikatakan Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Iwan Setiawan. Dia menjelaskan, debat perlu dibarengi dengan dialog dan tanya jawab. Tujuannya agar substansi debat dapat lebih mudah dipahami.

"Debat bukanlah ajang untuk menjatuhkan satu sama lain, melainkan ingin melihat bagaimana Capres-Cawapres itu mampu mendialogkan visi-misi dan programnya," sebut Iwan. 

Baca juga : Debat Capres 3 Kali, Debat Cawapres 2 Kali

Debat juga merupakan sarana Capres-Cawapres untuk mempertahankan visi-misi dan programnya. Sekalipun dalam proses debat muncul kritik dari lawan debat. 

"Sehingga masyarakat juga punya kekayaan wawasan terhadap visi-misi yang ditawarkan Capres-Cawapres tersebut. Jadi kalau tidak ada proses sanggah menyanggahnya bukan debat namanya itu, tapi curhat," jelas dia.

"Jadi, tidak boleh seorang pemimpin itu kualitasnya biasa-biasa saja. Harus luar biasa dan lebih unggul dari orang biasa," tegas dia.

Terpisah, KPU memastikan format debat tetap menggunakan aturan lama. Artinya, debat Pilpres 2024 tetap bakal diwarnai dengan saling menanggapi antar-calon. 

"Yang jelas ada pendalaman. Kan mereka bisa saling merespons satu sama lain. Apakah itu namanya sanggah-sanggahan, yang jelas KPU tidak dalam rangka itu," jelas Komisioner KPU August Mellaz. 

Baca juga : IPR Usul, Penentuan Format Debat Capres-Cawapres Libatkan 3 Pihak

Mellaz mengatakan, pihaknya tidak ingin terjebak dalam perdebatan mengenai saling sanggah. "Ada pendalaman, baik dari moderator maupun dari peserta lain. Itu yang sedang kita finalkan semua, tanpa bermaksud sanggah-sanggahan atau apa," terangnya. 

Lalu apa kata pengamat? Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan, debat bukan hanya soal penyampaian visi, misi, dan gagasan semata. “Justru jangan sampai dihilangkan (saling sanggah). Karena debat bukan sekadar arena penyampaian program, tapi juga untuk menguji kelayakan dan relevansi dari program yang ditawarkan,” beber Titi.

Titi menilai, momen saling sanggah bisa membuat nama Capres-Cawapres melejit di mata pemilih. "Saling sanggah bukan berarti saling menjatuhkan, tapi justru bisa memperlihatkan fokus dan penguasaan calon pada tema dan isu debat,” pungkas dia. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.