Dark/Light Mode

LSI Denny JA Ungkap 3 Blunder Penyebab Elektabilitas PDIP Disalip Gerindra

Selasa, 19 Desember 2023 20:58 WIB
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas (kanan) memaparkan temuan dan analisis Survei Nasional bertajuk Akhir Dominasi PDIP, di Jakarta, Selasa (19/12). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas (kanan) memaparkan temuan dan analisis Survei Nasional bertajuk Akhir Dominasi PDIP, di Jakarta, Selasa (19/12). (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan tiga blunder yang membuat elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023. Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas mengatakan, blunder pertama adalah serangan PDIP ke Presiden Jokowi yang membuat publik yang puas dengan kinerja Jokowi, beralih meninggalkan PDIP.

"Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar Pranowo, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro, dalam siaran pers virtual, di YouTube LSI Denny JA, Selasa (19/12).

Baca juga : LSI Denny JA: Elektabilitas Gerindra Mulai Salip Banteng

Dalam survei tersebut, tercatat pada periode Juni-November 2023, dukungan publik yang puas terhadap Jokowi ke PDIP terus menurun. Pada Juni 2023, sebanyak 34,6 persen publik yang puas terhadap Jokowi mendukung PDIP. Kemudian turun pada Agustus 2023 menjadi 28,8 persen dan November semakin turun menjadi 21,4 persen.

"Mulai Juni, Agustus, hingga November 2023, mereka yang puas memilih yang menyatakan puas pada kinerja Jokowi itu secara konsisten turun dari PDIP,” kata Hanggoro.

Baca juga : Pencapresan Prabowo Dongkrak Elektabilitas Gerindra, Tembus 18,5 persen

Blunder kedua, ketika dua kader PDIP, Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster, menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel. Sebesar 16,6 persen publik menyalahkan Ganjar, 9,3 persen kepada PDIP, dan 5,7 persen menyalahkan I Wayan Koster.

Kata Hanggoro, penolakan ini turut andil menggerus suara PDIP. “Ternyata, menolak Piala Dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,” paparnya.

Baca juga : Penerapan SPBE Bisa Perkuat Akuntabilitas Pemerintahan

Blunder ketiga, ketika PDIP menjadikan presiden sebagai petugas partai yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat. “Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9 persen menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.

Survei LSI Denny JA periode ini mengusung tema "Akhir Dominasi PDIP di 2024". Survei dilakukan dengan 1.200 responden dan metode multi-stage random sampling dilengkapi dengan riset kualitatif. Sementara itu, margin of error survei ini berada pada angka plus minus 2,9 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.