Dark/Light Mode

Kompak, NU-Muhammadiyah Minta Pemenang Pilpres Tak Jumawa, Yang Kalah Legawa

Jumat, 9 Februari 2024 20:46 WIB
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (kedua kiri) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti  (kedua kanan). (Foto: Istimewa)
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (kedua kiri) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti (kedua kanan). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua organisasi kemasyarakatan Islam besar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, berharap Pilpres 2024 berlangsung kondusif hingga seluruh prosesnya selesai.

NU dan Muhammadiyah mendorong  Pilpres 2024 berlangsung dengan jujur, adil, dan transparan sesuai asas pemilu yang telah disepakati bersama.

"Kami gembira, kampanye berjalan lancar. Tak ada insiden yang mengganggu proses politik ini. Harapan kita, pilpres lancar sampai selesai. Apa pun hasilnya kita terima,” kata Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Jakarta, Jumat (9/2) di Jakarta.

Gus Ipul tak memungkiri, suhu politik memanas selama proses pilpres ini berjalan. Namun, dia yakin, semua pihak bisa menempatkan diri dengan baik dan memaklumi sebagai bagian dari dinamika politik.

Baca juga : Alhamdulillah! Ada Kenaikan Gaji Pensiunan Dan PNS, Cek Berapa Dan Kapan Cairnya

Jika ada kalangan yang mengimbau agar pemilu bebas dari pelanggaran, Gus Ipul melihatnya sebagai hal yang lumrah.

"Saya sekian kali berkontestasi di pemilu, selalu ada imbauan agar tidak ada kecurangan," kata Gus Ipul.

Pihak yang tidak puas, menurutnya, dapat menempuh jalur-jalur yang sudah disiapkan oleh konstitusi.

Senada, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, semua pihak harus menerima apa pun hasil pemilihan presiden, sebagai hasil pilihan rakyat dan wujud kedaulatan rakyat.

Baca juga : Doa Warga Sumbar, Prabowo-Gibran Menang Pilpres Sekali Putaran

Semua pihak, baik yang menang atau yang kalah, harus bisa bersikap patut dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok.

"Yang menang jangan jumawa, yang kalah legawa. Setelah pemilu, harus kembali bersatu,” tutur Mu'ti.

Dia pun mengapresiasi, bila ada proses rekonsiliasi dan akomodasi setelah pilpres. Sehingga, tidak ada istilah the winner takes it all: yang menang mengambil semuanya, dan yang kalah disingkirkan.

“Saya kira, itu bukan bagian dari karakter dan sistem politik kita. Kita tidak mengenal pemerintah yang berkuasa dan partai yang oposisi. Semua adalah bagian dari pilar demokrasi Indonesia,” papar Mu'ti.

Baca juga : Timnas Indonesia Hadapi Ujian Keras Jelang Piala Asia: Jadwal Dan Kabar Terkini

Gus Ipul dan Mu’ti berharap, tidak ada pihak yang mengerahkan massa, manakala terjadi perselisihan hasil Pilpres dan menyerahkannya kepada mekanisme hukum. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.