Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lonjakan Kematian Harus Distop, Testing Tracing Jangan Ditawar

Minggu, 1 Agustus 2021 07:33 WIB
Guru Besar FKUI yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof.Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Guru Besar FKUI yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof.Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Mulai dari pelaksanaan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/hand sanitizer), 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/hand sanitizer, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu), sampai ke berbagai jenis aturan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) dan sebagainya.

Meningkatkan testing dan tracing juga merupakan upaya yang amat penting. Hanya dengan testing dan tracing yang masif, kita dapat menemukan kasus di masyarakat.

Testing dan tracing juga membantu kita, untuk segera memberi penanganan kepada mereka sebelum terlambat. Serta mengisolasi mereka yang positif, sehingga rantai penularan dapat dihentikan.  

Bagaimana dengan vaksinasi, terutama pada kelompok rentan?

Baca juga : 31 Persen Remaja Jakarta Kecanduan Internet, Tertinggi Di Dunia

Vaksinasi juga harus terus ditingkatkan. Target 1 atau 2 juta perhari harus dapat terlaksana secara konsisten. Juga cakupan vaksinasi pada lansia, yang saat ini masih belum optimal. 

Apa yang harus dilakukan pemerintah, seiring kemungkinan munculnya berbagai varian lain?

Penanganan pada varian Delta dan varian baru lainnya, jelas harus diperhatikan. Untuk itu, jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) di negara kita harus ditingkatkan. Agar kita tahu persis, varian-varian apa saja yang ada. Sehingga, bisa diantisipasi dengan lebih baik.  

Kematian pada pasien isolasi mandiri (isoman), juga dilaporkan meningkat. Bagaimana kita mengatasinya?

Baca juga : Terdampak Pandemi, KPK Pastikan Pemberantasan Korupsi Tetap Jalan

Ada 4 hal yang harus kita perhatikan, terkait penanganan pada pasien isoman. Pertama dan utama adalah evaluasi keadaannya secara rutin, setidaknya dua kali sehari.

Mulai dari pengukuran suhu dengan termometer, saturasi oksigen dengan oksimeter, mengamati perubahan gejala yang terjadi, dan memantau perubahan pada penyakit komorbid yang ada.

Kedua, pasien atau keluarga pasien berkomunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin, sebaiknya setiap hari.

Ini dapat dilakukan dengan menelepon/kontak WhatsApp ke rumah sakit atau puskesmas, atau lewat layanan tlemedisin yang disediakan pemerintah. Setidaknya, selalu berkomunikasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain yang dikenal.

Baca juga : Perpustakaan Desa Harus Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Ketiga, memastikan ketersediaan obat. Baik obat untuk Covid-19 atau obat untuk penyakit komorbid yang harus dikonsumsi.

Penanganan komorbid sangat penting. Kalau komorbidnya memburuk, Covid-nya juga bisa gawat.

Keempat, Mereka yang isoman harus tetap menjaga pola hidup bersih sehat, selalu makan bergizi, melakukan aktivitas fisik, istirahat yang cukup, serta mengelola stres dengan baik.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.