Dark/Light Mode

Perang 2 Kubu Sampai Kapan?

Minggu, 21 November 2021 07:00 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Yang satu minta Majelis Ulama Indonesia (MUI) dibubarkan. Yang satunya lagi minta Densus 88 dibubarkan.

Ini hanya satu contoh bagaimana dua kubu atau kutub paling ekstrem di negeri ini menyikapi satu isu. Yang satu menuduh yang lain “sok paling agamis”. Yang satunya lagi menuduh “sok paling pancasilais atau nasionalis”.

Baca juga : Mental Inlander Dan Kompeni

Kenapa satu satu kasus atau isu tak bisa dilihat secara obyektif? Bisakah “sikap ideologis” yang sangat terpolarisasi itu dilepas dan diganti sikap obyektif? Mestinya bisa.

Bisanya kapan? Butuh perjuangan. Karena ada kekhawatiran, pertarungan dua kutub ini bisa dimanfaatkan untuk banyak kepentingan. Misalnya untuk pemilu atau kepentingan elektoral. Atau, untuk kepentingan politik lainnya.

Baca juga : Minta Komitmen Sebelum Di-OTT

Yang lebih mengkhawatirkan, pertarungan itu terjadi sangat sengit di media sosial yang dipenuhi anak-anak muda. Usianya 20 sampai 40-an tahun.

Padahal, ke depan, merekalah yang akan mewarnai kehidupan sosial politik dan ekonomi Indonesia. Apakah nanti, pertarungan dua kubu, “Nasionalis” dan “Agama” ini akan mereka bawa untuk mengisi atmosfer Indonesia? Pertanyaan ini harus dituntaskan jawabannya. Sekarang.

Baca juga : Obat Covid, Kabar Baik Dan Tanda Tanya

Yang mengkhawatirkan, nuansa pertikaian bisa meluas ke arena lain. Ormas misalnya. Kita khawatir, dua ormas keagamaan terbesar di Tanah Air, yang menjadi aset bangsa ini, teradu domba dan ikut terbawa arus pusaran konflik berbau politik ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.