Dark/Light Mode

Yang Muda Jadi Menteri

Senin, 17 Juni 2019 10:23 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi membuka kemungkinan mantan aktivis 1998 jadi menterinya. Ini artinya, Jokowi akan memasukkan generasi muda menjadi anggota kabinetnya. Apakah ini sesuatu yang positif bagi formasi the dream cabinet team?
 
Ada beberapa benefitnya tentu bila yang muda jadi menteri. Karena karir dan kiprahnya belum banyak, yang muda belum banyak catatan buruknya. Artinya, ini kesempatan bagi yang muda untuk mengukir prestasi dengan memberi kontribusi ril melalui pikiran dan tenaganya. Mereka cukup belajar dari kesalahan atau kegagalan para seniornya. 

Anak muda punya semangat, nyali, dan energi. Mereka bisa kerja dengan ritme yang intens dan penuh tekanan. Mereka juga bisa bekerja di atas jam rata-rata, bisa meng-handle kekurangan jam tidur karena volume kerja yang kontinyu. Banyak berharap mereka berani melakukan terobosan-terobosan.

Baca juga : Transparansi MK

Anak-anak muda sejatinya masih idealis. Dengan modal idealismenya itu diharapkan kebijakan dan program Kementerian yang mereka pimpin steril dari pragmatisme. Besar harapan integritas mereka masih terpelihara meski dihadapkan dengan godaan fee proyek. Mereka bisa menjaga diri dari ajakan kongkalingkong.

Namun tentu ada saja skeptisisme terhadap yang muda jadi menteri. Mereka tidak punya rekam jejak bisa men-deliver kebijakan dan program dengan segala keruwetan birokrasi pemerintahan. Mereka juga tidak punya pengalaman bagaimana mengurusi problem-problem psikologis dalam memipin birokrasi Kementeriannya yang banyak keruwetannya.

Baca juga : Zero Mistake Menyusun Kabinet

Anak muda jadi menteri harus benar-benar menyiapkan mental menghadapi segala godaan kekuasaan. Kekuasaan itu sering membuat orang baik jadi amat jahat. Oleh karenanya, mereka harus punya mentor yang punya pengalaman dan integritas di atas rata-rata. Harus ada yang bisa mengarahkan peran seorang pimpinan.

Presiden Jokowi harus lebih presisi menentukan siapa yang pantas dan pas untuk masuk di tim kabinetnya. Harus punya tim fit and proper test calon menterinya. Tim ini harus merupakan orang-orang yang punya integritas, steril dari orang-orang yang punya mental jual beli kursi menteri. Tim ini tak suka main sendiri, semua harus tunduk pada guidance Presiden. Semoga kabinet mendatang jauh lebih bersih, lebih profesional, dan hebat. Aamiin. ***
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.