Dark/Light Mode

Medsos, Tong Sampah Hoax

Jumat, 24 Mei 2019 09:30 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Negeri ini sungguh darurat sampah informasi (hoax). Hampir setiap permasalahan yang dihadapi bangsa ini diperparah wajah-nya dengan hoax. Berita-berita bohong dimanufaktur dengan mendramatisasi persoalan, bahkan sampah informasi ini audio-visual-nya dibuat serasa nyata. Bener-bener canggih dan semua ter-storage di sebuah tong sampah raksasa digital media sosial.

Di era media soal, hoax mengalir deras seperti air bah. Banjir bandang hoax menghanyutkan perhatian, pikiran dan perasaan seluruh pengguna jejaring sosial media. Akibatnya mereka kehilangan daya filter yang kuat, yang terjadi, mereka tidak bisa membedakan mana hoax mana realitas kebenaran. Semua dibuat blur.

Baca juga : 5 Tahun Lalu dan ke Depan

Dengan muncul-nya pelbagai peristiwa, semakin berseliweran hoax, menyerbu gadget-gadget dalam genggaman. Peristiwa memilukan seperti demo rusuh di Jakarta tak luput dari serangan hoax. Para creator hoax seperti menemukan enjoyment saat jutaan orang tertipu dengan karya-karya menyesatkannya.

Sungguh mereka telah kehilangan hati. Tak ada lagi sensitifitas apalagi solidaritas terhadap orang-orang tertimpa bencana. Mereka tega, saudara sebangsa-nya merana, terlunta karena terpisah dari keluarga dan tanah kelahirannya. Di saat-saat bangsa ini harus menghadapi tantangan perekonomian, para produsen hoax seperti menemukan momentum untuk berselancar menyesatkan persepsi publik. 

Baca juga : Menerima Kemenangan dan Kekalahan

Horror perekonomian diciptakan melalui meme-meme, seolah negeri ini benar-benar tengah colaps dan menuju arah kebangkrutan. Kontestasi politik pasca Pilpres, juga menjadi makanan empuk para hoax creator. Mereka tentu bukan pemain tunggal. Ada peng-order-nya, yaitu, para politisi drakula haus darah, penghisap dana-dana rakyat. Mereka rindu dengan kekuasaan dan ingin slalu berada di tampuk kekuasaan di sepanjang usianya.

Para provider hoax ini terus memproduksi meme menyesatkan dengan cara yang tidak mendidik. Mereka sering bablas karena content-nya bisa membecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka seringkali lupa bahwa ongkos demokrasi begitu mahalnya, sementara mereka, dengan seenak udel-nya merusak dengan menebar kebencian sesama anak bangsa. Kini, medsos sedang dinonaktifkan, sungguh damai hidup ini. ***
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.