Dark/Light Mode

Masih Bingung Pilih Siapa

Sabtu, 15 Desember 2018 06:06 WIB
KIKI ISWARA DARMAYANA
KIKI ISWARA DARMAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Di sebuah cafe, di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, sore dua hari lalu, ada empat anak muda milenial terlibat diskusi agak serius membahas Pilpres. Mereka sepertinya masih
bingung, mesti milih siapa pada Pilpres nanti. Mereka juga bingung bakal nyoblos siapa dalam Pileg yang berlangsung serentak dengan Pilpres.

Saya yang duduk, dekat meja mereka, tak sengaja mendengar pembicaraan anak-anak muda itu. Karena diskusi mereka, saya nilai menarik, akhirnya saya terus “nguping”, toh sambil menunggu hujan reda dan jalanan yang sore itu macet di mana-mana, mencair. Dari hasil “nguping” itu, saya coba membuat kesimpulan--yang belum tentu benar--sepertinya belum ada harapan-harapan menuju kehidupan yang lebih baik, yang mestinya ditawarkan para capres dan cawapres serta calon-calon anggota legislatif dalam masa kampanye yang sudah berjalan lebih dari dua bulan ini.

Baca juga : Kampanye Untuk Rakyat

Bahkan, salah satu dari anak muda itu, sepertinya malah bertanya, kampanyenya mulai kapan sih. Langsung dijawab temannya, “Kayaknya deket-deket Pemilu nanti.” Ini artinya informasi atau jadwal kegiatan sosialisasi mengenai Pilpres dan Pileg pun belum sampai ke telinga atau gadget mereka. Jadi wajar juga kalau mereka sekarang ini masih bingung mau memilih siapa.

Dari omongan anak-anak muda itu, dapat disimpulkan pula, bahwa harapan utama mereka adalah terbukanya lapangan kerja yang sesuai untuk kaum milenial terdidik. Keinginan mereka pragmatis, yaitu lapangan kerja. Mereka ingin, selesai kuliah, langsung dapat kerja.

Baca juga : Hentikan Caci Maki

Dari kenyataan seperti ini, siapa yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, tentu akan dipilih kaum milenial. Jadi berlomba-lombalah menawarkan ide atau gagasan yang bila diterapkan, bisa mewujudkan ratusan ribu atau bahkan jutaan lapangan kerja baru dalam waktu yang relatif singkat.

Isu remeh temeh, saling hujat atau caci maki antar kandidat sama sekali tak menarik minat anak-anak muda. Soal-soal seperti itu, tak akan didengar kaum milenial, apalagi dibahas jadi tema diskusi. Mereka nggak nyambung dengan model kampanye ecek-ecek seperti itu. Pilpres dan Pileg yang dilangsungkan serentak April 2019 memang merupakan sesuatu yang baru bagi negeri ini. Oleh karena itu, wajar kalau masih banyak yang bingung menghadapi model Pemilu seperti ini.

Baca juga : Anggota DPR Pemalas

Di tengah kebingungan banyak orang menghadapi Pilpres dan Pileg serentak, justru para kandidat mestinya menawarkan tema-tema kampanye konkret yang bisa menarik hati rakyat yang saat ini haus akan harapan untuk bisa hidup lebih baik, lebih tenang dan lebih sejahtera. Salah satu harapan itu bisa dipenuhi lewat tersedianya lapangan kerja dalam jumlah besar, hususnya untuk kaum milenial.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.