Dark/Light Mode

Rompi Kuning, Bendera Putih

Kamis, 13 Desember 2018 09:35 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakaian apa yang paling terkenal di Eropa sekarang? Jas model terbarukah? Bukan! Jersey timnaskah? Atau kostum Neymar, Mes­si dan Ronaldo? Ju­ga bukan!
Jawabannya: rompi. Warnanya: ku­ning. Ya, rompi kuning. Semuanya berawal pada 17 Novem­ber. Bulan lalu. Puluhan ribu orang turun ke jalan di seluruh Prancis mem­pro­tes kenaikan harga bahan bakar mi­nyak (BBM) dan kenaikan pajak.

Mereka menutup jalan. Memblokade bundaran. Membakar stupa. Merusak toko-toko. Kaca-kaca berserakan. Bongkahan batu dimana-mana. Mereka ju­ga membakar ban. Juga mobil-mo­bil­nya. Mereka marah. Tak terkendali. Ben­trok dengan polisi yang kemudian me­nembakkan gas air mata. Panas. Rusuh.

Baca juga : Dari Jember Turun Ke Sawah (Kasus e-KTP)

Para demonstran itu mengenakan rompi kuning sebagai simbol perla­wanan. Orang Prancis menyebut­nya Gilets Jaunes (entah bagaimana cara pengucapannya). Ini sejenis rompi yang dipakai para pekerja di jalan raya. War­nanya menyolok. Bisa menyala di malam hari. Ada dua strip abu-abu di bagian bawah, yang juga bisa tam­pak me­nyala-nyala. Pemilihan bahan dan warna ini supaya terlihat jelas para pengendara. Untuk menghindari kecelakaan.

Tapi, “kecelakaan kebijakan” yang dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron sudah tak terhindarkan. Sudah telanjur.  Macron berencana menaikkan harga BBM. Juga menaikkan pajak. Peme­rin­tah menyebutnya “pajak hijau”. Ala­sannya: uang pajak itu untuk perbaikan lingkungan. Dampaknya ke rakyat juga. 

Baca juga : Jembatan Di Papua

Rakyat Prancis, terutama kelas mene­ngahnya, protes.Mereka keberatan. Protes ini kemudian meluas ke seluruh negeri. Para pensiunan juga ikut demo. Tuntutannya juga berkembang. Macam-macam. Minta kenaikan uang pensiun. Batas usia pensiun ditambah. Jaminan sosial harus ditingkatkan. Para pekerja menuntut kenaikan upah minimum. Hapuskan diskriminasi. Dan lain-lain.

Para demonstran juga menilai Mac­ron terlalu berpihak kepada orang-orang berduit. Karenanya, dia disebut sebagai ‘presiden orang kaya”. Macron mengurangi pajak untuk beberapa perusahaan besar. Juga orang-orang berpenghasilan tertentu. Tertentu mak­sudnya “penghasilan tinggi”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.